Amarah dan Kicauan Terakhir Sultan Penyerang Brutal Polisi

Amarah dan Kicauan Terakhir Sultan Penyerang Brutal Polisi

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Kamis, 20 Okt 2016 15:44 WIB
Amarah dan Kicauan Terakhir Sultan Penyerang Brutal Polisi
Foto: Ilustrasi oleh Mindra Purnomo/detikcom
Jakarta - Sebelum mengembuskan nafas terakhir, Sultan Aziansyah (22) pelaku penyerangan Kapolsek Tangerang dan tiga anggotanya membuat pengakuan yang mengejutkan. Rentetan pengakuan itu disampaikan dia saat berada di rumah sakit.

Sultan membabi buta menyerang polisi dengan golok setelah menempelkan stiker ISIS di Pos Lalu Lintas Jl Perintis Kemerdekaan, Tangerang. Dia akhirnya dilumpuhkan dengan 3 tembakan yang mengenai kaki dan perutnya. Pria pengangguran ini kemudian dibawa ke RSUD Tangerang.

Saat perawatan, Sultan mengaku telah mencuri peluru kakaknya yang berprofesi sebagai polisi. Dia lalu menyerang polisi di pos lalu lintas yang lokasinya berdekatan dengan Yuppentek, Kamis (20/10/2016) sekitar pukul 07.30 WIB.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sultan yang disebut-sebut telah membaiatkan diri ke ISIS di Ciamis itu mengaku ingin merebut pistol polisi untuk memerangi ansor thogut. Sultan akhirnya meninggal dunia saat dibawa ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.

Begini pengakuan pelaku penyerangan Kapolsek:

Baiat ke ISIS di Ciamis

Foto: Istimewa
Mabes Polri menyebut Sultan Aziansyah (22), pelaku penyerangan Kapolsek Tangerang Kompol Effendi dan 2 anggotanya di pos lalu lintas di Jl Raya Perintis Kemerdekaan, Tangerang, sebagai pengikut ISIS. Sebelum menyerang, pelaku sempat memasang stiker ISIS di lokasi.

Informasi yang diperoleh detikcom dari sumber terpercaya di kepolisian, pelaku pernah membaiatkan diri ke ISIS pada tahun 2015. Pembaitan dilakukan di sebuah pondok pesantren di Ciamis pimpinan (alm) FA.

Sebelumnya, Kabag Penum Divisi Humas Mabes Polri Kombes Martinus Sitompul mengatakan pelaku diduga terkait dengan jaringan ISIS.

"Pelaku diduga ISIS," ujar Kombes Martinus Sitompul, ketika dikonfirmasi, Kamis (20/10/2016).

Ambil Peluru Kakaknya yang Polisi

Foto: Arief Ikhsanudin/detikcom
Sultan yang tidak mempunyai pekerjaan itu mengaku adik seorang anggota polisi.

"Iya (adik polisi), paling kecil. Abang saya benci malah," kata Sultan di kamar perawatan di rumah sakit, Kamis (20/10/2016).

Sultan mengaku telah mencuri peluru milik kakaknya. Dia kemudian menyerang polisi untuk merebut senjata.

"Iya saya ambil, dia nggak tahu tapi. Biar saya dapat senjata," jelasnya.

Polri mengatakan penyerangan terhadap 3 orang polisi dilakukan pelaku tunggal. Belum ada indikasi ada pihak lain yang membantu aksi pelaku.

"Diduga pelaku tunggal, belum ada informasi terkait ada pihak-pihak lain. Kita belum bisa pastikan lebih lanjut apakah dia terkait jaringan," kata Kadiv Humas Polri Irjen Boy Rafli Amar di Mabes Polri.

'Perangi' Ansor Thogut

Foto: Istimewa
Sultan ingin mendapatkan pistol polisi untuk membunuh 'Ansor Thogut'.

Sultan mengakui dia telah mencuri peluru milik kakaknya. Kakak Sultan merupakan seorang anggota polisi.

"Iya. Saya ambil. Dia nggak tahu tapi. Biar saya dapat senjata," kata Sultan di sebuah ruangan perawatan di rumah sakit, Kamis (20/10/2016).

Senjata yang diincar Sultan akan digunakan untuk membunuh orang lain. Pemuda pengangguran itu menyebut ingin membunuh 'Ansor Thogut'.

"Iya (untuk bunuh), Ansor Thogut," tuturnya.

'Ansor Thogut' adalah sebutan untuk kaum kafir. Kelompok-kelompok radikal biasa menggunakan istilah ini untuk menyebut pihak lawan.

Halaman 2 dari 4
(aan/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads