Terbaru, S (47) pria yang diduga sebagai koordinator pengikut Dimas Kanjeng angkat kaki dari rumahnya sejak 2 bulan lalu. S yang bergelar 'Sultan' ini kini tidak diketahui rimbanya dan masih dicari polisi.
Sebelumnya, Dodi Wahyudi yang disebut-sebut Dimas Kanjeng sebagai orang kepercayaannya yang menyimpan harta benda para pengikutnya sebesar Rp 1 triliun ini juga mendadak menghilang. Mantan buruh yang kaya mendadak ini pergi meninggalkan rumah mewah berlantai 3 miliknya di Dusun Pajejeran, Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Dodi juga masih diburu polisi karena polisi menduga Dodi menjadi Target Operasi (TO) Dimas Kanjeng yang mau dihabisi seperti Gani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misterius!
Berikut 3 kisahnya:
Korlap Dimas Kanjeng
Foto: Zainal Effendi/detikcom
|
Kakak ipar S, Sujito juga mengaku tidak mengetahui anggota keluarganya itu menjadi koordinator pengikut Dimas Kanjeng. Namun Sujito menyebut halaman rumah S kerap digunakan untuk pengajian bersama-sama.
"Saya tidak tahu menahu kalau S itu ikut Dimas Kanjeng," kata Sujito, Rabu (12/10/2016).
Menurut Sujito tidak ada kata pamit dari adik iparnya itu. S juga tidak pernah memberikan kabar keberadaannya. "Saya tidak tahu dimana sekarang dia berada," ujarnya.
Sementara itu, Kapolsek Sukodadi AKP Ali Kanta menegaskan dari penelusuran, S merupakan salah seorang korlap dari pengikut Dimas Kanjeng di Lamongan dengan sebutan Sultan. Personel polisi juga disiagakan di sekitar rumah S yang sudah kosong untuk menjaga agar tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
Dodi Penyimpan Rp 1 Triliun
Foto: Muhajir Arifin/detikcom
|
Dodi pergi meninggalkan rumah mewahnya di Dusun Pajejeran, Desa Gunung Gangsir, Kecamatan Beji, Kabupaten Pasuruan. Pintu rumah dan pagar terkunci. Lingkungan rumah tersebut juga sepi.
Pria asli Kecamatan Leces, Kabupaten Probolinggo ini sudah tak kelihatan di rumah sejak kasus Dimas Kanjeng mencuat. Istrinya juga tak ada di rumah mewah tersebut.
Kapolres Pasuruan AKBP Muhammad Aldian menyebut Dodi diduga menjadi salah satu target Dimas Kanjeng karena membelot. Karena itu, ia menghilang. "Sebenarnya Dodi ini sudah jadi pengikut padepokan sejak 2010. Namun sejak 2 tahun lalu ia sudah nggak aktif. Istilahnya keluar," jelas Aldian.
Aldian mengatakan, sebelum bergabung dengan Padepokan Dimas Kanjeng, Dodi merupakan buruh salah satu pabrik di Beji.
Misteri Kuburan
Foto: M Rofiq/detikcom
|
Diketahui, kantor asrama putra merupakan tempat Abdul Ghani, dihabisi oleh Wahyu Wijaya dan kawan-kawan di salah satu kamar asrama putra tersebut. Letak dua makam yang ditemukan itu, tepat belakang area kantor asrama putra, dan dikelilingi pagar setinggi 2.5 meter sehingga keberadaan makam sempat tersembunyi dari pantauan.
Tampak satu makam sudah dibangun dan berwarna hijau, satu makam lagi masih tertutup terpal berwarna cokelat. Dugaan sementara, makam yang tertutup terpal plastik merupakan santri yang meninggal pada tahun 2016. Sedangkan makam yang berwarna hijau diduga santri yang meninggal tahun 2013 lalu.
Menurut Supriyono, Kepala Desa Gading wetan, dua area makam di belakang rumah Taat Pribadi dan sisi timur kantor asrama putra merupakan makam lama. Soal adanya santri meninggal tahun 2013 dan 2016, pihak desa tidak pernah diberi tahu oleh padepokan.
"Memang ada 2 santri dimakamkan di padepokan, tapi saya tidak tahu pasti seperti apa, karena selama ini pihak padepokan belum ada komunikasi soal itu terhadap kami," ujar Supriyono, kepada wartawan saat di padepokan, Selasa (11/10/2016) sore.
Sementara Kapolres Probolinggo AKBP Arman Asmara Syarifudin, mengaku pihaknya akan menyelidiki secara intensif dua makam yang ditemukan ini. "Kalau meninggal secara tidak wajar atau secara wajar kita masih melakukan proses. Kita mengimbau masyarakat kalau ada kehilangan keluarga segera melapor, agar kami mudah melakukan penyelidikan," kata Kapolres Arman.
Halaman 2 dari 4
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini