Junaidi yang berasal dari desa Mimbaan, Kecamatan Panji, Kabupaten Situbondo ini menjadi pengikut padepokan 2011 lalu, kemudian keluar 4 tahun kemudian. Dia kenal padepokan via Ismail Hidayah, eks pengikut asal Wringin Anom, Kecamatan Panaruksan, Situbondo, yang ditemukan menjadi mayat pada Februari 2015 lalu.
"Almarhum Ismail pernah cerita dia bawa uang dua koper ke rumah Bu Marwah (Marwah Daud Ibrahim) secara sembunyi-sembunyi," ungkap Junaidi di Mapolres Probolinggo saat melengkapi berkas laporannya, Minggu (2/10/2016).
Uang 2 koper itu, kata Junaidi, diletakkan di teras rumah Marwah pada malam hari. Taat Pribadi menghubungi Marwah untuk mengecek uang di depan teras rumahnya. Disebutkan, uang itu muncul secara gaib.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Uang 2 koper itu bukan uang palsu melainkan asli. "Nominalnya miliaran rupiah," ungkap Junaidi.
Marwah Daud belum memberi penjelasan atas pengakuan ini. Saat dihubungi, dia mengaku ada acara keluarga di Bekasi. Dia membantah melalui pesan singkat (SMS). "Setahu saya tidak pernah," kata perempuan bergelar profesor yang jadi pengurus MUI dan ICMI ini.
detikcom menghubungi lagi Marwah Daud via ponselnya sekitar pukul 14.00 WIB, namun tidak diangkat. SMS juga belum dijawab.
Marwah Daud selama ini meyakini Dimas Kanjeng bukan menggandakan uang, tapi 'mengadakan' uang. Dia juga percaya Dimas Kanjeng memiliki kekuatan lebih di luar kemampuan akal manusia.
(bdh/try)











































