Anies Baswedan: Politisi Jika Ada Rupiahnya, Dia Tak Punya Harga Diri

Anies Baswedan: Politisi Jika Ada Rupiahnya, Dia Tak Punya Harga Diri

- detikNews
Minggu, 02 Jun 2013 18:42 WIB
dok detikcom
Jakarta - Kritikan pedas bagi para politisi dari cendekiawan Anies Baswedan. Politisi yang suka melakukan politik transaksional dan mengukurnya dengan rupiah berarti tak punya harga diri.

"Politisi jika ada harga rupiahnya, maka dia tak punya harga diri. Selama Anda tidak punya nilai rupiah selama itu Anda punya harga diri. Sapi (kasus korupsi impor daging sapi) kemarin memalukan sekali," kata Anies.

Hal itu disampaikannya dalam 'Diskusi Taruna Merah Putih: Memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945' di Gedung Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (2/6/2013).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam sesi tanya jawab dengan wartawan, Anies juga berbicara mengenai korupsi. Koruptor yang sekarang banyak ditangkap, pertanda mulai berjalannya penegakan hukum.

"Korupsi sudah ada di Jakarta sejak zaman penjajahan Belanda. Gubernur Jenderal Daendels ditugaskan ke Batavia salah satu tugasnya untuk memberantas korupsi, dan dia diizinkan adanya hukuman mati bagi koruptor. Artinya itu bukan barang baru. Bedanya dulu tidak diringkus, hari ini diringkus. Jadi saya lihat bukan korupsinya yang baru tapi penegakan hukumnya," jelas Anies.

Anies mengingatkan, memberantas korupsi bukan hanya menangkapi tapi memangkas suplai koruptor itu sendiri. Mulai dari skala rumah hingga sekolah.

"Jangan sampai justru sekolah menjdi suplier koruptor. Misalnya mengajari mencontek. Itu kan artinya mengajari korupsi. Nilai Pancasila adalah menjadi nilai delik hukum kita, memerlukan penegak hukum yang tegas. Hari ini penegak hukum yang bisa diandalkan baru KPK untuk pemberantasan korupsi," ungkap Rektor Universitas Paramadina ini.

(nwk/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads