"Politisi jika ada harga rupiahnya, maka dia tak punya harga diri. Selama Anda tidak punya nilai rupiah selama itu Anda punya harga diri. Sapi (kasus korupsi impor daging sapi) kemarin memalukan sekali," kata Anies.
Hal itu disampaikannya dalam 'Diskusi Taruna Merah Putih: Memperingati Hari Lahir Pancasila 1 Juni 1945' di Gedung Perpustakaan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Minggu (2/6/2013).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korupsi sudah ada di Jakarta sejak zaman penjajahan Belanda. Gubernur Jenderal Daendels ditugaskan ke Batavia salah satu tugasnya untuk memberantas korupsi, dan dia diizinkan adanya hukuman mati bagi koruptor. Artinya itu bukan barang baru. Bedanya dulu tidak diringkus, hari ini diringkus. Jadi saya lihat bukan korupsinya yang baru tapi penegakan hukumnya," jelas Anies.
Anies mengingatkan, memberantas korupsi bukan hanya menangkapi tapi memangkas suplai koruptor itu sendiri. Mulai dari skala rumah hingga sekolah.
"Jangan sampai justru sekolah menjdi suplier koruptor. Misalnya mengajari mencontek. Itu kan artinya mengajari korupsi. Nilai Pancasila adalah menjadi nilai delik hukum kita, memerlukan penegak hukum yang tegas. Hari ini penegak hukum yang bisa diandalkan baru KPK untuk pemberantasan korupsi," ungkap Rektor Universitas Paramadina ini.
(nwk/nrl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini