"Beliau ke gunung itu untuk mendekatkan diri kepada Allah," ujar istri Widjajono, Ninasapti di rumah duka, Jalan Ciragil II, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (21/4/2012).
Menurut Ninasapti, dengan mendaki gunung, Widjajono dapat rasakan kedekatannya dengan Tuhan dan mengagumi ciptaannya." Jadi naik gunung itu kan susah, kalau bisa turun lagi akan diberi waktu panjang lagi. Tapi beliau sudah dipanggil," kata Ninasapti.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencananya, jenazah tiba di Bandara Halim Perdanakusumah pukul 21.30 WIB. Saat ini jenazah masih dimandikan di rumah sakit Sanglah, Bali untuk dimandikan.
Widjajono menghembuskan nafas terakhirnya saat mendaki Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat. Mendaki merupakan salah satu hobi dari Wamen nyentrik ini.
Pria kelahiran Magelang 16 September 1951 ini diketahui sesak nafas karena oksigen yang menipis di puncak gunung setinggi 1.800 meter di atas permukaan laut tersebut.
Hingga saat ini, Widjajono telah menulis dua buah buku yakni Memahami Pembangunan dan Analisis Kebijakan (2004) dan Manajemen dan Ekonomi Minyak dan Gas Bumi (2002).
(fiq/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini