Ahmad Taufik hadir dengan pakaian bergaya nyentrik yakni memadupadankan kemeja batik dengan sarung. Sementara Mujtahid Hashem yang mendampinginya menggunakan kemeja biru tua bergaya casual dengan celana jeans.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terjadi percakapan antara Ahmad Taufik-Mujtahid Hashem. Salah satunya yakni menanyakan persyaratan apa saja yang harus dilengkapi untuk maju menjadi calon gubernur-wakil gubernur jalur perseorangan.
"Saya harus lengkapi apa saja ya pak?" tanya Mujtahid Hashem.
"Yang harus disiapkan yaitu fotokopi KTP pendukung beserta form pernyataan dukungan. Jumlah minim dukungan 532.213 KTP. Itu harus sudah terekap. Kalau formulir sudah siap, itu nanti dilengkapi dengan fotokopi KTP. Dilengkapi juga dengan formulir B1 KWK," ujar salah seorang anggota komisioner.
Mendengar jawaban dari KPU, keduanya berencana untuk menyerahkan persyaratan dukungan yang diminta pada 7 Agustus mendatang.
"Kalau begitu saya daftar tanggal 7 (Agustus) ya pak," kata Mujtahid.
Seusai berkonsultasi, Ahmad Taufik dan Mujtahid Hashem memberikan brosur dukungan mereka sekaligus slogan untuk kampanye mereka, 'Bersama ATM' kepada Sumarno.
"Menarik juga ini Bersama ATM," ungkap Sumarno sambil tersenyum.
Di hadapan para wartawan, Ahmad Taufik mengatakan saat ini sudah mengumpulkan sekitar 200 ribu dukungan KTP. Meski harus memenuhi minimal 532.213, ia yakin jumlah tersebut dapat dipenuhi.
"Sebenarnya kita mau melakukan pendaftaran. Hari ini penyerahan berkas saya pikir hanya menyerahkan identitas diri saja. Sudah ada 200 ribuan KTP yang terkumpul. Kita mau menyusun kembali KTP yang sudah kita kumpulkan dari masyarakat. Jadi hari ini seperti konsultasi saja," kata Ahmad Taufik yang biasa disapa Ate.
Ahmad Taufik dan Mujtahid Hashem menggelar deklarasi di sebuah permukiman padat penduduk di kawasan Petamburan, Jakarta Pusat pada Minggu, 13 Maret 2016. Mereka mengklaim siap mengumpulkan dukungan sebanyak 2 juta KTP untuk maju di Pilgub DKI 2017.
Ahmad Taufik pernah tercatat sebagai jurnalis di Majalah Tempo. Dia juga pernah maju sebagai calon pimpinan KPK. Namun belum berhasil menjadi komisioner.
Sementara Mujtahid adalah seorang aktivitis yang mulai terjun ke dunia politik. Namanya dikenal sebagai direktur eksekutif Voice of Palestine.
(nkn/erd)












































