"Gini ya, saya sudah sampaikan tadi pagi bahwa jabatan apapun itu amanah. Yang namanya amanah itu nggak boleh mengundurkan diri. Etika nggak bagus itu," ujar Nusron kepada wartawan di Warung Daun, Cikini, Jakpus, Sabtu (30/7/2016).
Dia mengaku belum resmi masuk menjadi Timses Ahok. "Timses itu kan kalau resmi apabila nanti dimasukkan ke KPU. Kalau sekarang ini baru bertugas untuk melakukan tugas komunikasi saja, kayak semacam koordinator komunikasi, mengundang rapat itu saja," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena saya diangkat Pak Jokowi, terus (apabila) nanti diangkat jadi ketua timses, saya akan sowan ke Pak Jokowi. Pak Jokowi, saya diangkat jadi timses untuk Ahok, boleh apa tidak? Kalau boleh tentunya saya akan menangkap jabatan di sini, etik apa tidak? Diperkenankan apa tidak? Kalau diperkenankan, kamu sebaiknya cuti ya cuti. Kamu sebaiknya mundur, mundur. Kamu sebaiknya nggak usah, saya ikut. Yang namanya jabatan itu amanah, mundur nggak boleh, pamali namanya," kata Nusron.
Walaupun keputusan untuk mundur atau cuti ada di tangannya, sowan ke Jokowi merupakan sebuah keharusan karena jabatan Nusron sebagai kepala BNP2TKI merupakan amanah yang diberikan Jokowi kepadanya.
"Enggak, keputusan di saya tapi saja izin Pak Jokowi dulu. Ini masalah etika saja. Lagipula jadi timses ini kan hanya kerjaan temporer, hanya beberapa bulan, dan ini bukan sebuah pekerjaan cuma menggalang sebuah pekerjaan politik saja," tuturnya. (rii/aan)