"Saya nggak heran-heran amat dengan hasil survei sekarang, justru saya melihat bahwa elektabilitas Ahok terus menurun karena selalu terlibat dalam polemik," ucap Ketua DPP PKB Jazilul Fawaid saat dihubungi, Jumat (22/7/2016).
Beberapa polemik yang dimaksud Jazilul adalah soal reklamasi teluk Jakarta, kasus lahan Sumber Waras dan lainnya, belum lagi soal konsistensi Ahok yang sudah deklarasi maju independen tapi sekarang jadi ragu.
"Dulu Pilkada DKI semua hasil survei salah, apalagi sekarang masih jauh. Jadi nggak bisa dibuat patokan. Ahok yang dikatakan sekarang bagus ya biasa, dulu Pak Foke juga sangat bagus," ujar anggota komisi III DPR itu.
Dalam Pilkada DKI 2012 kala itu memang Fauzi Bowo selalu unggul di berbagai survei dibanding Jokowi, namun akhirnya Jokowi bisa memenangkan Pilkada DKI. Bahkan kini menjadi Presiden RI.
PKB sendiri saat ini masih mencermati berbagai tokoh termasuk kader yang potensial untuk diusung dalam Pilgub DKI. Bukan tak mungkin juga kata Jazilul Ahok didukung, asal dia mendaftar ke PKB.
"Saya tidak bilang Ahok tidak kuat, tapi hasil survei yang dirilis teman-teman surveyor terkait Pilkada DKI, dulu pernah terbukti salah. Itu saja," ucapnya.
Berikut hasil survei SMRC yang dirilis pada Kamis (21/7) kemarin:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan untuk survei Top of Mind yang dirilis SMRC dalam waktu yang sama, elektabilitas Ahok hanya 36,6%, memang tetap lebih tinggi dari yang lain, namun tak setinggi survei dengan menyodorkan nama-nama cagub. Sedangkan tren elektabilitas Ahok di lembaga survei lain, yaitu Populi Center, cenderung stabil. April lalu Populi merilis elektabilitas Ahok 50,8%, sedangkan di bulan Juni elektabilitas Ahok 51,2%.
(van/trw)