"Ada dulu makam itu yang dekat-dekat (bagian) depan itu, ada nisan, sebetulnya itu tidak terdaftar namanya fiktif," kata Ahok di Kantor DPP Partai NasDem, Jl RP Soeroso, Gondangdia, Jakarta Pusat, Kamis (9/6/2016).
Makam tanpa isi itu kebanyakan ada di posisi-posisi favorit, misalnya di bagian depan makam yang mudah diakses. Makam itu memang dibiarkan seolah-olah sudah terisi, padahal itu sebenarnya adalah makam yang dipesan jauh-jauh hari sebelum ada orang meninggal yang mengisinya di hari depan. Semacam dipesan atau di-booking terlebih dahulu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada beberapa TPU lah. Di Karet Bivak juga ada dulu. Makanya kita lagi telusuri," kata Ahok.
Pemesan makam fiktif ini bahkan mau memberi uang berlebih untuk memesan liang lahat. Begitu ada orang yang meninggal, maka batu nisan yang seolah-olah sudah terisi itu akan dibongkar dulu dan baru diisi dengan jenazah sungguhan.
"Begitu ada orang mau bayar mahal, kan ada orang yang mau kubur dekat depan, itu dibongkar pasang," kata Ahok. (dnu/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini