Fosil Manusia Purba yang Lebih Tua dari Hobbit di Liang Bua Ditemukan di Ngada

Fosil Manusia Purba

Fosil Manusia Purba yang Lebih Tua dari Hobbit di Liang Bua Ditemukan di Ngada

Erna Mardiana - detikNews
Kamis, 09 Jun 2016 10:58 WIB
Foto: Erna Mardiana
Bandung - Setelah hampir 60 tahun mencari, akhirnya fosil manusia di Cekungan Soa, Kabupaten Ngada, Flores, Nusa Tenggara, ditemukan. Fosil berupa gigi itu merupakan fosil tertua yang diperkirakan berumur 700 ribu tahun lalu. Temuan ini lebih tua dari homo floresiensis atau Hobbit yang ditemukan di Liang Bua, Flores, yang berusia 100 ribu tahun.

"Temuan yang ditemukan di Ngada ini umurnya kira-kira 700 ribu tahun. Di Sangiran saja kalau tidak salah 60 ribu tahun. Ini bisa membuka wacana peradaban kita, 700 ribu tahun lalu sudah ada manusia di NTT," ujar Staf Ahli Bidang Investasi dan Produksi Kementerian ESDM, Yun Yunus Kusumahbrata, saat menggelar jumpa pers di Museum Geologi Bandung, Jalan Diponegoro, Rabu (8/6), malam.

Menurutnya penemuan fosil ini tepatnya berada di Mata Menge. "Ini tindak lanjut dari informasi yang dilaporkan dari daerah ke Badan Geologi," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu menurut geolog yang terjun sejak tahun 1991 meneliti dugaan keberadaan fosil manusia di Mata Menge, Prof Fachroel Aziz, fosil manusia itu ditemukan pada Oktober 2014. "Saya terjun dalam penelitian ini sejak 1991 dan baru ditemukan 2014. Bayangkan berapa puluh tahun itu," katanya.

Dugaan keberadaan fosil manusia purba di Ngada sendiri sudah dilaporkan pada 1956 oleh raja yang berkuasa saat itu di sana. Dia menemukan fosil tulang diduga binatang. Setelah itu peneliti dari luar negeri mulai terjun meneliti.

"Saya sendiri terjun pada 1991, tapi itu baru informal. Kalau formalnya dari Badan Geologi tahun 1992-1994, itu penelitian tahap pertama," katanya.

Fachroel mengungkapkan fosil manusia yang ditemukan berupa enam buah gigi di antaranya geraham (molar), gigi kacil (incisor), gigi taring (canine) dan pecahan rahang bawah.

"Yang pertama ditemukan itu gigi geraham bawah bagian kanan," katanya.

Dari hasil uji fosil gigi itu, diketahui umur gigi sekitar 550 ribu tahun lalu. Namun dari hasil general, diketahui umurnya 700 ribu tahun.

Ditanya bagaimana mereka punah, Fachorel menyatakan hal itu diduga karena bencana alam. "Mereka kemungkinan punah karena letusan gunung api. Karena dari lapisan batu ditemukannya fosil, itu ada kandungan vulkaniknya," ujar Fachroel.

Ditanya apa nama fosil itu, Fachroel menyatakan hingga saat ini pihaknya belum akan memberi nama fosil itu. "Kita belum akan beri nama, sampai ada data lengkap. Sekarang kita baru sebut fosil Homo sp," pungkasnya. (ern/dra)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads