"Abu Sayyaf mengatasnamakan Islam melakukan penyanderaan atau ISIS melakukan pembantaian pembantaian atas nama Islam," ujar Said Aqil di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (27/4/2016).
Padahal Islam mengajarkan nilai anti radikalisme, anti kekerasan termasuk antiterorisme. Islam menurut Said Aqil membawa hidayah petunjuk.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kiai-kiai NU selalu mengajarkan Islam yang ramah, Islam yang berakhlak, berbudaya toleransi, moderat. Ini kan karena lebih membutuhkan ada sikap tegas, sebenarnya kiai-kiai dari dulu antiradikalisme, antiterorisme," sambungnya.
Said mengatakan Islam di Indonesia tidak sama dengan Islam di Timur Tengah. Islam Indonesia membawa sifat damai.
Kelompok Abu Sayyaf menyandera 14 orang WNI dalam dua kejadian terpisah. Aksi pertama dilakukan kelompok ini dengan membajak kapal tug boat Brahma 12 yang menarik kapal tongkang Anand 12 yang berisi 7.000 ton batubara. Tugboat dilepaskan tetapi kapal Anand 12 dan 10 WNI disandera.
Sedangkan pembajakan kapal kedua terjadi di perairan sebelah selatan Filipina saat kapal dalam perjalanan kembali dari Cebu, Filipina menuju ke Tarakan. Dua kapal yang diserang yaitu Kapal Tunda TB Henry dan Kapal Tongkang Cristi.
Di dalam kapal tersebut ada 10 WNI. Saat kejadian, 1 orang ABK tertembak, 5 orang selamat dan 4 orang diculik. (fiq/fdn)