Ini Penampakan Alat Hiperbarik di RSAL Mintohardjo

Foto: Ruangan terapi oksigen hiperbarik di RSAL Mintohardjo (http://www.rsalmintohardjo.com)

Jakarta - Ruang tabung chamber Pulau Miangas Gedung Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) atau yang disebut ruang terapi hiperbarik di RSAL Mintohardjo mengalami terbakar setelah mengalami korsleting listrik dan menewaskan 4 orang di dalamnya. Bagaimana wujud ruangan tersebut?

Dalam laman situs RSAL Mintohardjo yang ditengok detikcom, Senin (14/3/2016), ruang terapi hiperbarik itu berbentuk seperti tabung, menyerupai kapal selam, dengan beberapa kaca bundar.

Ruangan itu bisa memuat 4 orang yang memakai masker udara dengan tabung dengan balon hitam di bawahnya. Terapi oksigen hiperbarik adalah suatu cara pengobatan di mana peserta terapi bernafas dengan menghirup oksigen murni (100%) di dalam Ruang Udara Bertekanan Tinggi lebih dari 1 Atmosfer Absolut.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

(rsalmintohardjo.com)

Terapi oksigen hiperbarik (BHO) merupakan terapi utama pada penyakit penyelaman dan terapi tambahan pada berbagai penyakit klinis. Oksigen sangat diperlukan oleh mahluk hidup agar seluruh organ tubuhnya dapat berfungsi normal dan tetap sehat.

Oksigen hiperbarik merupakan metode terapi yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan didukung berbagai hasil penelitian (evidence base medicine).

RSAL Mintohardjo memiliki 3 sesi terapi, sesi pertama pukul 06.30-08.30 WIB, sesi kedua pukul 08.30-10.30 WIB, dan sesi ketiga 10.30-12.30 WIB.

Menurut Mendikbud Anies Baswedan yang melayat korban Dr Sulistiyo, korban seharusnya diterapi sekitar pukul 08.00 WIB namun karena ada kesibukan almarhum mengikuti terapi sekitar pukul 11.00 WIB. Korban tewas selain Sulistiyo adalah Edi Suwardi Suryaningrat (67), dr Dimas Qadar Radityo (28) dan Irjen Pol (Purn) Abubakar Nataprawira (65) yang merupakan satu keluarga.