Anggota Komisi III Hasrul Hazwar mengatakan masalah penertiban prostitusi di Ibukota DKI harus disikapi secara bijak. Menurutnya, masih ada persoalan human trafficking secara vulgar dilakukan di lokasi tertentu.
"Jadi, kami ke sana rangka Panja Imigrasi pengawasan orang asing. Jadi itu di Malioboro sangat, sangat vulgar. Ada dari berbagai negara lain di samping warga negara Indonesia. Ada Uzbekistan, Cina, Thailand. Jadi, sangat vulgar," kata Hasrul saat dihubungi, Senin (7/3/2016) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu sangat menyentuh bagaimana manusia diperdagangkan seperti itu, terjadi tawar menawar harga. Melanggar nilai-nilai. Jadi, sudah sewajarnya ditutup. Dibandingkan Alexis, kondisi Malioboro sangat, sangat vulgar. ALexis lebih ke musik-musiknya," tutur politikus PPP itu.
Bila Ahok punya kebijakan penertiban prostitusi maka harus dilakukan secara adil dan merata. Upaya Ahok dalam penyelesaian prostitusi masih terkesan pilih-pilih tempat. Meskipun latar belakang penertiban Kalijodo dialihfungsikan untuk kepentingan jalur hijau seperti semula.
Β
"Kalau Ahok mau basmi pelacuran di Jakarta, menjadikan Jakarta sebagai ibukota nasionalisme, religius dengan akar budaya Betawi sangat religius maka tempat hiburan semacam Malioboro harus ditutup," tuturnya.
Hal senada dikatakan Wakil Ketua Komisi III Desmond Mahesa. Dia mengatakan dugaan ilegal praktik di tempat hiburan seperti Malioboro Spa dan Alexis mesti jadi catatan. Hal ini yang mesti diklarifikasi Ahok.
"Itu yang akan kami tanyakan. Banyak cewek-cewek dari luar negeri. Itu ilegal atau legal? Ini harus diklarifikasi," tuturnya.
"Kalijodo itu kaitannya prostitusi meski ditertibkan untuk jalur hijau. Bagaimana dengan Alexis, Mailoboro tempat pemuas kenikmatan itu," ujarnya. (hat/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini