Salah satu rekan korban nyaris pingsan dan dibopong rekan seprofesinya menuju ruang medis. Beberapa di antaranya juga pecah dalam tangis kesedihan.
"Ya Allah itu Mang Tia, Mang Tia udah gak ada. Mang Tia " teriak histeris salah seorang sopir di depan kamar mayat RSUD Blambangan, Sabtu (5/3/2016).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu sopir rekan Mang Tia, Dikim, menjelaskan, mereka berangkat bersama dengan mengendarai 18 kendaraan besar besar berisi tanah dari Karangasem Bali menuju Mojokerto. Belasan truk itu berjalan beriring iringan dan masuk dalam satu kapal.
|  Foto: Putri Akmal/detikcom | 
Sesaat sebelum KMP Rafelia II tenggelam, semua rekannya baik sopir dan kernet merasa panik dan keluar dari kapal menuju ke bagian atas anjungan. Namun Mang Tia lebih memilih masuk ke dalam ruangan kapal.
"Sempat ada teman yang berteriak memanggil dan mencari Mang Tia. Tapi dia tidak hiraukan malah langsung masuk ke dalam truk," jelasnya.
Kenangan yang paling diingat oleh Dikim, Mang Tia dikenal sebagai pribadi yang humoris dan terkenal baik di kalangan para supir. Sikap baik dan murah hati Mang Tia ini membuat belasan kawan seprofesinya merasa sangat kehilangan. Saat ini pihak keluarga Mang Tia sedang menuju Banyuwangi sambil menunggu informasi resmi dari pihak kepolisian.
Sementara itu keterangan dari Brigjen Ivan Ahmad Direktur Operasi dan Pelatihan Basarnas, korban ditemukan di dalam ruang kapal.
"Ada dugaan dia terjebak dan untuk mengevakuasi penyelam sampai memecahkan kaca kapal," jelas Ivan. (try/try)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 