Cerita Bocah Nova Soal Detik-detik Terakhir Kapal Rafelia II Tenggelam

Cerita Bocah Nova Soal Detik-detik Terakhir Kapal Rafelia II Tenggelam

Putri Akmal - detikNews
Sabtu, 05 Mar 2016 10:55 WIB
Foto: Putri Akmal/detikcom
Banyuwangi - Tangis pecah ketika Zaenuri (40), dan putrinya Nova Sari (8), warga Olehsari, Banyuwangi didatangi keluarga serta kerabatnya di Rumah Sakit Islam Banyuwangi, Jumat (4/3). Mereka adalah korban selamat tenggelamnya Kapal Rafelia II di Selat Bali.

Meski selamat, pasangan bapak dan anak ini dirundung duka lantaran isteri yang juga ibu Nova, Eloh Masturoh (28) dan putra bungsunya, Mohammad Romlan (1,5) hingga kini belum ditemukan.

Nova menceritakan detik-detik kapal Rafelia II yang ditumpanginya menuju Banyuwangi itu tenggelam. Saat itu, Nova termasuk yang pertama kali melihat dek kapal dipenuhi air. Seketika itu dia panik dan mengabarkan hal tersebut ke bapaknya yang duduk bersama ibu dan adiknya di anjungan kapal.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya mau main ke bawah, terus kaget karena di bawah banyak air. Lari ke bapak bilang, pak, pak itu di bawah sepedanya kebanjiran. Terus baru semua bingung, lari-lari," cerita Nova Sari kepada detikcom di ruang rawat inap RS Islam, Banyuwangi, Jumat (4/3/2016).

Dengan nada terbata-bata, gadis kelas 2 SD yang mengalami luka memar di dada itu bercerita, dia bisa dievakuasi ke daratan lantaran mendapat pertolongan seorang petugas kapal yang berhasil menarik tangannya ke atas kapal.

Namun meski dia sudah memakai pelampung milik KMP Rafelia II, bocah kecil itu mengaku tak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan diri. Sebab ketika masuk ke dalam air, genggaman tangan ayahnya terlepas. Apalagi ia tidak bisa berenang dan pelampung yang dipakainya lepas, hanyut terbawa arus laut.

"Waktu masih di kapal itu ya dikasih pelampung, tapi waktu masuk ke air lepas. Terus saya digendong sama penjaga dikasih pelampung lagi diajak naik ke kapal," imbuhnya.

Sementara itu, ayah Nova, Zaenuri, yang terduduk di sebelah tempat tidur Nova dengan selang oksigen dan infus yang terpasang di pergelangan tangan, tampak masih bersedih. Dia juga menceritakan bagaimana detik-detik kehilangan genggaman dua orang yang dicintainya.
Foto: Zaenuri yang masih berduka di rumah sakit (Putri/detikcom)

Pria berkulit sawo matang itu dengan jelas mengingat bagaimana kuatnya gulungan arus laut menarik istri dan balita laki-laki kesayangannya. Istrinya ketika itu sedang memeluk erat putra lelaki satu-satunya.

Dengan kondisinya yang sudah kelelahan, panik dan kehabisan nafas, ia tak sadar jika genggamam kedua tangannya terlepas dan tak sanggup menarik mereka kembali ke dekapannya.

"Istri itu berpelukan menggendong anak. Anak saya itu melekat sama ibunya nggak mau sama orang lain. Begitu kapal tenggelam ke dalam, saya tarik sudah nggak kuat. Masuk ke dalam pusaran air, kedahuluan digulung ombak," jelas Zaenudin menahan tangis.

Zaenudi berkata peristiwa tenggelamnya KMP Rafelia II itu terjadi cepat sekali. Mulai dari kapal miring hingga terbalik, lalu tenggelam ke dasar lautan terjadi tidak lebih dari 5 menit. Meski begitu, bapak 5 anak ini masih berharap jika 2 orang yang dicintainya tersebut bisa ditemukan dalam kondisi selamat.

"Namanya musibah, tapi saya berharap anak dan istri saya selamat. Jika tidak ya saya kehilangan 2 nyawa," pungkasnya.

(miq/miq)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads