Curhat Para Penumpang Soal Kawanan Rampok dalam Metro Mini 640

Curhat Para Penumpang Soal Kawanan Rampok dalam Metro Mini 640

Nograhany Widhi K - detikNews
Minggu, 14 Feb 2016 15:27 WIB
Foto: Dok Polsek Gambir
Jakarta - Bagus Budiwibowo tewas diduga didorong kawanan rampok dari Metro Mini 640 rute Pasar Minggu-Tanah Abang. Bagaimana pengalaman penumpang Metro Mini 640 lain?

Febri, pembaca detikcom yang sudah menjadi penumpang Metro Mini 640 selama 12 tahun ini mengamati bahwa kawanan rampok ini memiliki pola tertentu.

"Berdasarkan pengalaman, para pencopet ini sering berkumpul dan naik Metro Mini 640 di depan halte Benhil sebelum Universitas Atmajaya, kadangkala terdiri dari beberapa kelompok, 3 sampai 4 orang. Ada yang naik Kopaja 19 (arah ke blok M), atau Metro Mini 640 (arah ke Pasar Minggu). Namun kadangkala mereka naik Metro Mini 640 sebelum flyover di perempatan Rasuna Said dan Gatot Subroto," demikian penjelasan Febri melalui email redaksi detikcom, Minggu (14/2/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ada satu pengalaman tak terlupakan yang dibagikan Febri, yakni saat sekelompok pencopet berusaha menghentikan Metro Mini 640 sebelum flyover perempatan Jalan HR Rasuna Said dan Gatot Subroto dengan memasang badan di tengah jalan. Para pencopet itu mencoba menghentikan Metromini di mana tak banyak penumpang yang ada didalamnya.

"Karena kesigapan sopir, sopir menghindari pencopet dengan membanting setir ke kanan, dan langsung tancap gas, karena pak sopir tahu keempat orang tersebut adalah pencopet. Semua penumpang saat itu mengucapkan terima kasih karena keberanian sopir mengambil tindakan tersebut maka seisi penumpang terselamatkan," jelas dia.

Pengalaman lain, karena seringkali menggunakan moda transportasi ini, Febri jadi mengetahui mana penumpang yang copet dan mana yang bukan. Febri melihat kebiasaan copet yang sekitar 3 orang yang naik Metro Mini dari Halte Komdak (Polda Metro Jaya) selalu berdiri di depan pintu depan dan belakang.

"Dengan beraninya mereka memamerkan kepiawaian mereka mencopet. Akibat situasi tidak nyaman saat itu, saya memutuskan untuk turun di halte LIPI, namun pencopet tersebut mencoba menghalangi saya untuk turun, tapi dengan keberanian yang ada maka sayapun menegur pencopet tersebut dengan keras dan tegas, sehingga dia mengurungkan niatnya untuk mengambil barang yang bukan haknya," tandas Febri.

Formasi kawanan rampok dan copet yang ada di pintu depan maupun belakang ini juga diungkapkan pembaca detikcom lain, A Hatminto. Hatminto sering melihat kawanan copet di Metro Mini 640 bila pagi.

"Incarannya penumpang KRL di Stasiun Sudirman ke Semanggi.Biasanya (satu) kelompok 5 atau 6 orang. Ada yang tugas halang pintu dan mepet penumpang. Saya pernah hampir jadi korban. Hati hati bila bus kosong, biasanya mereka duduk menyebar," tulis Hatminto pada redaksi detikcom.

Formasi kawanan copet dan rampok yang suka 'menjaga' pintu depan dan belakang bus tanggung ini juga dikuatkan Ferry. Ferry pernah melihat aksi pencopetan di Metro Mini 640 tahun 2009 lalu. Saat itu dia naik Metro Mini 640 dari depan Menara Jamsostek di Jalan Gatot Subroto, hendak menuju kantornya di kawasan Jalan Jenderal Sudirman.

"Pas berhenti di depan jembatan LIPI, komplotan copet berjumlah 3 orang naik saat Metro Mini penuh. Ketika sampai Halte Karet dekat Hotel Le Meridien mereka membentuk formasi. Satu eksekutor, satu jaga pintu belakang, satu di pintu depan. Ada bapak disilet tasnya di dekat pintu depan oleh eksekutornya. Yang di pintu belakang teriak-teriak alihkan perhatian penumpang lainnya. Alhasil, mereka dapat isi tas dan kabur begitu saja ke arah Karet Tengsin. Saya tidak berani teriak karena mereka membawa sajam dan mungkin saja mereka bisa nekat," aku Ferry dalam emailnya ke redaksi detikcom.

Halaman 2 dari 1
(nwk/mad)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads