Letkol Marda lahir di Cijantung, 2 Maret 1975. Dia adalah putra seorang prajurit Kopasandha (Kopassus saat ini) yang gugur dalam Operasi Seroja Timor Timur. Ia merupakan alumnus Akademi Angkatan Udara (AAU) Yogyakarta tahun 1997.
Ia pertama kali belajar menerbangkan pesawat dari Sekolah Penerbang (Sekbang) Lanud Adisutjipto dan pesawat pertama yang dikemudikannya adalah pesawat buatan Amerika jenis AS 202 Bravo dan T-34 Charlie.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti yang dilansir website TNI AU tni-au.mil.id sebulan yang lalu tepatnya 20 November 2015, Letkol Marda baru saja menyelesaikan Operasi Lintas Maleo 2015 yang dilakukan untuk pengamanan di wilayah Indonesia Timur dan wilayah sekitar provinsi Nusa Tenggara Barat.
Operasi itu menjadi operasi militer terakhir yang dilakukan Letkol Marda sebelum gugur saat menerbangkan pesawat tempur ringan T50i Golden Eagle di airshow Gebyar Dirgantara 2015 di Lanud Adisutjipto, Minggu 20 Desember 2015.
Dalam Gebyar Dirgantara 2015 yang berlangsung 19-20 Desember 2015, Letkol Marda bertindak sebagai flight leader dari rombongan pesawat T50i yang beratraksi di langit Yogya. Sabtu kemarin, ia sempat memukau penonton yang secara khusus berduyun-duyun datang ke Lanud Adisutjpto untuk menonton atraksi pesawat-pesawat tempur milik Korps Angkatan Udara.
Letkol Marda meninggalkan seorang istri yang bernama Dian Ambarwati dan tiga orang anak. Direncanakan jenazahnya akan dibawa dari Yogya ke Madiun hari ini. (nrl/nrl)