Dalam keterangan yang disampaikan Wasito Achmad dari bagian Sekretariat KJRI Kinabalu, Senin (30/11/2015), Paijan lahir pada 12 November 1908 di Sleman, Yogyakarta. Saat berkisah perjalanan hidupnya, dia menuturkan pernah menjadi romusha di masa penjajahan Jepang yang dikirim ke Labuan tahun 1942 untuk membangun landasan kapal terbang dan jalur kereta api di Malaysia timur.
Setelah Jepang hengkang tahun 1945, dia dibebaskan dan membuka Warung Soto ayam "Sleman Ceria" di pusat Bandar labuan sampai saat ini. Sebagai sesepuh masyarakat Indonesia, tak heran jika pada idul fitri dan idul adhaΒ rumah Haji Paijan di Kampung Tanjung Aru menjadi tempat berkumpulnya Warga Indonesia dan keturunan Indonesia di Labuan untuk silaturahmi dan halal bil halal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tim Satgas Perlindungan WNI KJRI Kota kinabalu yang dipimpin sendiri oleh Konsul Jenderal RI untuk Sabah, Akhmad DH. Irfan pada 28 November 2015 mengunjungi rumah Haji Paijan dan Warung Sotonya.
"Pak Paijan sebagai tokoh masyarakat tertua di Labuan kami minta menjadi focal point bagi Kantor Konsulat untuk menyebarluaskan kebijakan dan program Pemerintah terbaru, seperti pemulangan warga Indonesia illegal dari wik ayah Sabah," jelas Akhmad.
Haji Paijan didampingi istrinya Sumiarsih menyatakan gembira bisa membantu program Kantor Pemerintah Indonesia. "Saya dan Istri asal Surabaya memang tidak berpaspor Indonesia lagi. Tetapi kami tetap merasa bagian dari bangsa Indonesia dan setiap tahun kami pulang kampung ke Sleman," jelas Paijan.
Paijan menceritakan kenangan paling berarti baginya karena telah menjadi bagian dari Panitia kunjungan Presiden Suharto ke Labuan pada
bulan Mei 1978. Sementara seorang warga malaysia keturunan Indonesia asal Padang Fadil setuju bahwa pak Paijan adalah orang tua dari seluruh warga keturunan Indonesia.
"Saya selalu menyempatkan datang ke rumah pak Paijan. Terutama pada hari besar keagamaan," imbuh Fadil.
Hal ini juga disetujui Johannes warga asal Adonara. "Kami tidak pernah mempersoalkan suku bangsa dan agama. Pokoknya setiap hari libur besar kami berkumpul di rumah pak Paijan atau di warung sotonya yang sedap itu," jelas Jojannes.
Menurut data yang ada, terdapat sekitar 5.000 pekerja asal indonesia terutama di sektor perikanan dan konstruksi serta jasa perawatan taman dan gedung. Menurut PDRM Labuan sepanjang 2015 tidak terdapat WNI yang diproses karena pelanggaran pidana. (dra/dra)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini