Ini Penjelasan Lengkap KSAU Soal Pembelian Helikopter Kepresidenan

Ini Penjelasan Lengkap KSAU Soal Pembelian Helikopter Kepresidenan

Jabar Ramdhani - detikNews
Kamis, 26 Nov 2015 18:31 WIB
Foto: Jabar Ramdhani
Jakarta - Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal Agus Supriyatna angkat bicara terkait rencana pembelian helikopter AgustaWestland AW101 untuk Kepresidenan dan penumpang VVIP. Dia menegaskan bahwa rencana pembelian itu bukan dari Presiden, melainkan sudah tercantum dalam rencana strategis TNI AU 5 tahunan.

TNI AU, kata Agus Supriyatno, memiliki operasi pokok selain perang adalah mengamankan tamu negara dengan pesawat angkut besar dengan pesawat VVIP. Sehingga kemudian TNI merencanakan mencari helikopter dengan kapasitas angkut hingga 4 ton. ย 

Menurut Agus, pilihan TNI AU kemudian jatuh ke Helikopter AW 101. Pertimbangannya antara lain, pesawat ini memiliki Kabin yang tinggi yakni 180 sentimeter. "Sehingga tamu negara tidak perlu jongkok untuk masuk pesawat," kata Agus kepada wartawan di kompleks Lapangan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis (26/11/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keunggulan kedua, helikopter AW101 adalah memiliki tiga mesin sehingga lebih aman. Agus mengilustrasikan pesawat Sukhoi yang memiliki 2 mesin lebih aman dibanding F16 dengan 1 mesin. "Jelas lebih aman menggunakan Sukhoi," kata Agus.

"Maka setelah kami cari dan kaji, kami dapatlah AW101 itu," tambah Agus.

TNI AU, kata Agus, membeli 6 helikopter AW101 yang biasa, dan 3 untuk jenis VVIP. Tak ada perbedaan mencolok antara helikopter AW101 yang biasa dengan VVIP. Perbedaan hanya terletak di bagian interior.

"Bedanya hanya di bagian interior, yang biasa AW 101 itu tetap di dalamnya dipersiapkan untuk pasukan, tapi yang VVIP kita akan desain agar lebih nyaman," kata Agus.

Mengapa TNI AU tidak membeliย  Airbus Helicopter H225 Super Puma yang juga dikenal dengan sebutan Eurocopter EC225 buatan PT DI dengan spesifikasi yang sama AW101?

"Saya ini kan Komisaris di PT DI, saya tahu bagaimana keadaan di dalam PT DI itu makanya saya memilih keluar," jawab Agus.

(erd/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads