"Ya saya mendukung penuh proses di MKD dan sudah saya sampaikan bolak balik, saya menghormati proses yang ada di MKD dan jangan sampai ada yang intervensi," kata Jokowi di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Kamis (26/11/2015).
MKD memang tengah jadi sorotan. Ada sejumlah kecurigaan yang diarahkan untuk lembaga yang dipimpin politikus PKS Surahman Hidayat itu. Tudingan keras pun telah meluncur, MKD disebut ada gejala 'masuk angin'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bukan tanpa alasan Yandri melempar tudingan. Gejala masuk angin itu, kata Yandri, terlihat saat MKD tiba-tiba mempermasalahkan legal standing Sudirman Said sebagai pelapor. MKD seolah kebingungan menafsirkan kata 'dapat' dalam tata beracara MKD sehingga harus memanggil seorang ahli bahasa. Akhirnya ahli bahasa menyatakan Sudirman Said boleh jadi pelapor Novanto ke MKD.
Di tengah sorotan ke MKD, muncul pula isu soal adanya seorang pimpinan MKD yang ditawari ribuan dolar Amerika untuk mengamankan kasus Novanto. Meski belakangan isu itu dibantah sendiri oleh si pimpinan MKD.
Tak hanya soal masuk angin, MKD juga dituding bisa diintervensi. Posisi Novanto sebagai orang kuat di Koalisi Merah Putih (KMP) dan mayoritas pimpinan MKD yang berasal dari KMP dikait-kaitkan dengan pernyataan dukungan KMP terhadap Novanto. Namun soal ini Ketua MKD Surahman Hidayat sudah membantah pihaknya menerima intervensi.
"Tidak ada hubungannya dengan KMP," kata Surahman, Senin (23/11) lalu.
Selain dibayangi tudingan masuk angin dan bisa diintervensi, MKD juga dihantui teror. Wakil Ketua MKD DPR Junimart Girsang mengungkap pernah menerima SMS dan telepon bernada teror. (bpn/tor)