Ada sekitar 500-an orang kader HMI asal Makassar, Maluku, Papua, tiba di Pekanbaru, Sabtu (21/11/2015) sore. Mereka hadir, untuk meramaikan jalannya kongres dengan dana cukup fantastis itu.
Sesampainya di Pekanbaru, Ibu kota Riau, mereka marah. Mereka mengaku dicueki panitia karena dianggap 'penggembira' dalam kongres. Mereka mengaku saat datang tak ada yang menyambut dan rekan-rekan mereka yang duduk di panitia tak memberi makan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam perbincangan usai memblokir jalan di Pekanbaru, sejumlah kader HMI asal Indonesia Timur mengaku merasa sangat kecewa dengan pihak panitia. Mereka melakukan perjalanan darat dengan bus, tapi sesampainya di Pekanbaru, tak ada satu pun dari panitia memfasilitasi tempat penginapan dan makan.
"Sejak awal kami sudah melihat ada yang tidak bagus dengan pihak panitia. Kami datang dari Papua dengan kapal dan jalur darat sampai di Sumatera, tapi tak bisa berkomunikasi dengan panitia. Kita capek datang dari jauh-jauh, tapi panitia seperti ini menelantarkan kami. Kemana uang yang banyak dibuat panitia?," ujar para pendemo marah.
Kini usai memblokir jalan, para peserta kongres terpaksa tidur di Gedung Gelanggang Remaja di Jalan Sudirman, Pekanbaru. Sementara ini mereka menginap di sana, sambil menunggu pihak panitia untuk mencarikan tempat penginapannya.
Kongres ini menelan dana Rp 7 miliar untuk pelaksanaan terhitung 22 sampai dengan 26 November. Dari dana Rp 7 miliar tersebut, Pemprov Riau memberikan dana bansosnya Rp 3 miliar. Pemberian ini menuai kritikan berbagai pihak. (cha/hri)











































