Transkrip tersebut beredar di kalangan wartawan. Jumlahnya tiga lembar, berisi percakapan tiga orang, yaitu Sn, pimpinan PT Freeport berinisial Ms dan seorang pengusaha minyak berinisial R.
"Transkrip itu satu, dua, tiga halaman," kata Wakil Ketua MKD DPR Junimart Girsang yang ditanya soal beredarnya transkrip, Senin (16/11/2015). Meski jumlah halamannya sama, namun Junimart tak bisa memastikan apakah transkrip yang beredar itu sama dengan transkrip yang disetorkan Sudirman Said ke MKD.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
![]() |
![]() |
Soal nama Novanto yang diduga jadi pencatut nama Presiden, terungkap dalam wawancara presenter Metro TV Najwa Shihab dengan Sudirman Said petang ini. Dalam wawancara tersebut, Najwa menunjukkan foto surat laporan Sudirman ke MKD dan menunjukkan nama Setya Novanto sebagai pihak terlapor. Sudirman membenarkan surat tersebut adalah laporan yang dibuatnya.
"Di situ ada kop surat kementerian, ada paraf saya. Saya kira ya ini laporan yang saya bikin," ujar Sudirman membenarkan dirinya melaporkan Setya Novanto sebagai terduga pencatut nama Presiden.
"Di sini disebutkan laporan tidak terpuji saudara Setya Novanto," kata Najwa.
"Saya sebagai Menteri ESDM, hal-hal sebagai berikut melaporkan, ya itu isi laporan saya kepada MKD," ujar Sudirman.
Setya Novanto membantah disebut mencatut nama Presiden Jokowi. Novanto yang hari ini berkali-kali ditanya wartawan soal isu pencatutan nama Presiden dan Wapres bertahan dengan jawabannya, dirinya tak pernah melakukan pencatutan.
"Yang jelas saya selaku pimpinan DPR tidak pernah untuk bawa-bawa nama presiden atau mencatut nama presiden," kata Novanto. (tor/ndr)














































