Gelombang desakan agar Rini diganti sangat kencang terdengar. Bahkan Wapres Jusuf Kalla tak menampik derasnya desakan agar Presiden Jokowi mengganti posisi Menteri BUMN.
"Ya saya ada juga mendengar itu tapi tentu pasti tergantung pada Presiden sendiri untuk bagaimana baiknya," ujar JK di kantor wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (9/11/2015) kemarin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
BUMN kepada pasar dan menganggap BUMN sebagai entitas bisnis murni dan sebagai pelaku pasar yang liberal. Pada saat kinerja sejumlah BUMN kurang menggembirakan, Rini juga mendorong PMN untuk sejumlah BUMN, meskipun pada akhirnya ditolak mentah-mentah oleh DPR.
Meskipun kinerja Rini jadi sorotan, namun Presiden belum mengambil keputusan. JK mengaku belum tahu bagaimana keputusan akhir Presiden terkait desakan ini. Termasuk soal isu pergeseran Rini ke kursi kementerian lain di sektor industri belum pula final di tangan Presiden, sama halnya isu masuknya PAN ke kabinet kerja.
"Belum kita bicarakan detail," kata JK.
Memang isu santer ada dua opsi yang dimiliki Presiden Jokowi. Pertama mempertahankan Rini namun menggeser ke posisi yang bukan 'hotspot', atau melepas Rini ke luar kabinet. Opsi kedua menurut sejumlah sumber di internal KIH sulit direalisasikan mengingat peran Rini yang cukup sentral di pemenangan Jokowi-JK.
Nama penggantinya pun mulai muncul ke permukaan. Nama Dirut Pertamina Dwi Soetjipto muncul di tengah isu panas ini. Rini dan Dwi Soetjipto rencananya akan muncul dalam konferensi pers membongkar skandal Petral kemarin sore. Namun pada saat acara Rini tak hadir. Tanpa kehadiran Rini, Dirut Pertamina tetap mengungkap sejumlah skandal Petral. Mungkinkah Rini sedang mencoba mengangkat suksesi Dwi jadi Menteri BUMN? (van/nrl)