Ketika 'Mendoan' Diprivatisasi Fudji Wong, Apa Tanggapan Pemerintah?

Ketika 'Mendoan' Diprivatisasi Fudji Wong, Apa Tanggapan Pemerintah?

Nur Khafifah - detikNews
Kamis, 05 Nov 2015 08:08 WIB
Foto: internet
Jakarta - Merek 'Mendoan' kini telah diprivatisasi oleh pengusaha air minum, Fudji Wong. Nama makanan khas daerah Banyumas, Jawa Tengah itu kini tak bisa lagi dipakai sembarangan karena sudah dimiliki pengusaha bernama Fudji Wong. Apa kata Ditjen Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI)?

"Kami akan lihat dulu masalah ini," ucap Direktur Merek, Ditjen HAKI, Fathlurachman, saat dikonfirmasi, Kamis (5/11/2015).

FathlurachmanΒ juga tak mau berpendapat, mengapa kata 'mendoan' yang bersifat umum bisa dipatenkan oleh seseorang. Seharusnya, kata-kata bersifat umum apalagi makanan khas tidak boleh diprivatisasi. Sebagai contoh, makanan khas Palembang yaitu pempek, karena sudah terkenal 'pempek' tidak bisa diprivatisasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya belum bisa berkomentar karena saya ingin tahu cari tahu dulu berkasnya," ucap Fathulrachman.

Fudji Wong mendaftarkan merek tersebut ke Dirjen HAKI Kemenkum HAM. Ia mendaftarkan merek 'mendoan' pada 15 Mei 2008 dan mendapatkan sertifikat dua tahun setelahnya. Wong memegang sertifikat IDM000237714 yang terdaftar pada 23 Februari 2010 dan berlaku hingga 15 Mei 2018. Wong sendiri mengaku awam hukum. Sebagai pengusaha air minum ia tidak tahu kualifikasi merek apakah itu kata 'generik' atau merek hasil kreativitas yang boleh didaftarkan.

Wong mengaku mendaftarkan merek 'mendoan' semata-mata agar merek 'mendoan' tidak keluar dari Banyumas. Sebab ia tidak ingin makanan khas itu diakui orang luar Banyumas, bahkan luar negeri. Tapi sika Wong mendapat perlawanan dari Pemkab Banyumas.

"Sekarang misal pertanyaan saya, kalau yang mematenkan merek ini orang Malaysia, kan lebih tidak terima. Orang aku wong Purwokerto, lahir di sini," kata Wong. (khf/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads