Ini Kronologi Meninggalnya 2 Mahasiswa UIN Sunan Ampel saat Diklatsar

Ini Kronologi Meninggalnya 2 Mahasiswa UIN Sunan Ampel saat Diklatsar

Budi Sugiharto - detikNews
Minggu, 18 Okt 2015 16:50 WIB
Foto: Muhammad Aminudin
Malang - Keluarga besar Mahasiswa Pecinta Alam Sunan Ampel (Mapalsa) UIN Surabaya berduka atas meninggalnya dua mahasiswa atau calon anggota Mapalsa, Yudhi Akbarrizky (19) dan Lutfi Rahmawati (20) saat mengikuti Diklatsar ke‐ 24 di Pagak Malang, Jatim.

Diklat itu dimulai 14‐18 Oktober 2015. Sedangkan Diklat Ruang digelar 4 hari, tanggal 3,4,10 dan 11 Oktober.

Berikut kronologi 19 mahasiswa peserta saat ikut Diklatsar di Malang hingga tiba di Pegunungan, Pagak, seperti diterangkan Mahasiswa Pecinta Alam Sunan Ampel (Mapalsa) melalui siaran pers yang diterima detikcom, Minggu (18/10/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sabtu, 10 Oktober 2015

Seluruh peserta yang berjumlah 19 orang menuju ke Puskesmas Jagir, Surabaya, untuk menjalani tes kesehatan. Hasilnya, tim medis Puskesmas Jagir menyatakan kesehatan dari seluruh peserta baik. Hanya saja disarankan untuk menjalani olah raga dan lebih banyak makan sayur. Setelah itu seluruh peserta dibawa kembali ke kampus dan pulang ke rumah masing‐masing .


Rabu, 14 Oktober 2015

Hari pertama semua peserta tiba di Pagak, Malang dalam kondisi sehat dan baik.

Kamis, 15 Oktober 2015

Hari kedua, sekitar pukul 20.00 WIB, dari 19 peserta, salah satunya Yudhi mengalami kondisi lemah. Tanda‐tandanya, Yudhi mengeluh sakit di ulu hati. Saat ditanya panitia, rupanya Yudhi tidak membawa obat yang biasa dikonsumsi saat sakit. Panitia memberikan minyak kayu putih dan mengoles di bagian yang dikeluhkan. Yudhi diistirahatkan di perkemahan tanpa meneruskan kegiatan.

Jumat, 16 Oktober 2015

Seluruh peserta yang sudah kembali sehat mengikuti kegiatan lintas kering hingga sore hari. Namun saat istirahat di kawasan Lembah Setan, tiba‐tiba Yudhi merasa sakit dan muntah‐muntah, lantas dibawa ke pos induk panitia. Saat itulah Yudhi mengaku memiliki riwayat bronchitis stadium 2 dan tidak kontrol sama sekali selama 6 bulan. Yudhi juga menceritakan, dirinya masih aktif merokok dan belajar untuk berhenti. Saat itulah, panitia segera membawa Yudhi ke mantri setempat karena tidak membawa obat‐obatan pribadi. Yudhi pun akhirnya beristirahat di pos induk panitia tanpa mengikuti kegiatan selanjutnya.

Sabtu, 16 Oktober 2015

Semua peserta kembali mengikuti kegiatan tanpa Yudhi. Pukul 15.00 WIB Yudhi minta minum untuk beristirahat dan Yudhi tertidur. Pukul 16.00 WIB Yudhi dibangunkan namun tidak ada respon. Tim kesehatan mencoba memberi bantuan pernafasan buatan namun tidak ada kemajuan. Akhirnya panitia membawa Yudhi dan Lutfi ke RS Wafa Husada.

Kamis, 15 Oktober 2015
Pada saat materi SAR, Lutfi kepleset dan terjatuh menyebabkan memar di bagian lutut.

Jumat, 16 Oktober 2015
Lutfi kembali berkumpul dengan peserta yang lain namun tidak mengikuti kegiatan seperti peserta lainnya. Lutfi hanya beristirahat. Karena kejadian luka saat SAR tersebut Lutfi mendapat perlakuan khusus dan dilarikan ke pos induk yang berada di lokasi Sumuran sore harinya.

Sabtu, 17 Oktober 2015
Pagi harinya, Lutfi diantar ke lokasi materi dengan motor dan dibopong oleh panitia. Hingga siang Lutfi dibiarkan tidur tanpa mengikuti kegiatan lapangan. Pukul 16.00 WIB Lutfi dibawa ke puskesmas setempat, meski tidak mengalami tanda‐tanda sakit yang kritis. Namun setibanya di puskesmas, tim medis menyatakan Lutfi sudah meninggal dunia. Diduga sudah meninggal dalam perjalanan. (ugik/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads