Setelah diberikan arahan selama 5 menit, para peserta diminta untuk membuat 3 macam masakan Indonesia, yakni sate maranggi (sate khas Purwakarta), dadar gulung, dan asinan Jakarta. Semua peralatan dan bahan disediakan namun waktu yang diberikan hanya 90 menit.
![]() |
Kebanyakan diplomat asing sangat cepat memahami manual pembuatan ketiga masakan tersebut. Dengan cekatan, mereka mempersiapkan dan memasak. Satu dua peserta Indonesia dimasukkan dalam setiap grup agat dapat ikut mencicipi masakan dan tidak melenceng jauh dari cita rasaΒ aslinya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Peserta dari Myanmar, Han Thein Kyaw, sangat terkesan dari kegiatan ini. Menurutnya, lomba memasak itu selain memperkenalkan masakan Indonesia juga mengajari pesertanya untuk bekerjasama. Sementara itu, Gregory dari Papua New Guinea, ingin mengaplikasikan kegiatan ini di negaranya khususnya di antara hotel-hotel yang ada.
"Saya belajar banyak dari Indonesia," ujar Gregory.
![]() |
Cooking competition yang dihelat di Universitas Trisakti ini dimaksudkan sebagai salah satu cara Pusdiklat Kemlu memperkenalkan budaya kuliner Indonesia yang eksotis. Direktur Sekolah Staf dan Pumpinan Luar Negeri (Sesparlu) Odo Manuhutu menyambut gembira atusiasme peserta dalam memasak yang disaksikan Pimpinan Universitas Trisakti dan puluhan mahasiswa.
"Memasak merupakan salah satu mata pelajaran penting bagi diplomat senior Indonesia," ujar Odo Manuhutu kalem.
Selain dari Indonesia, peserta sekolah diplomat tinggal tinggi ini diikuti oleh peserta dari China, Vanuatu, Myanmar, PNG, Vietman, Timor Leste dan Kamboja. Selain belajar aneka teori terkait diplomasi, para peserta melakukan kegiatan di pulau Ora dalam sebuah proyek yang disebut "OraXpedition" (try/try)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini