Pimpinan DPR: Di Depan Saudi, Wibawa Indonesia di Bawah Afrika

Pimpinan DPR: Di Depan Saudi, Wibawa Indonesia di Bawah Afrika

M Iqbal - detikNews
Rabu, 30 Sep 2015 18:20 WIB
Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai ada masalah komunikasi antara Indonesia dengan Arab Saudi dalam menangani masalah seperti tragedi Mina. Menurutnya, wibawa Indonesia di bawah Amerika dan Afrika.

"Harus ada cara agar komunikasi kita punya wibawa, yang terbaca kita tidak punya komunikasi yang baik dengan Arab Saudi. Wibawa kita kalau di peringkat atas itu Amerika, Eropa, kedua negara seperti Turki, Malaysia, Singapura, Pakistan. Kemudian ketiga negara pekerja Afrika dan sebagian Asia dan India," ucap Fahri Hamzah.

Hal itu disampaikan dalam jumpa pers usai kunjungan ke Arab Saudi di ruang wartawan gedung DPR, Jakarta Rabu (30/9/2015). Turut hadir Setya Novanto, Fadli Zon, Jazuli Juwaini dan Nur Hayati Ali Assegaf.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Di kita paling bawah keliatannya, di bawah itu wibawanya. Sehingga nggak ada komunikasi. Ini yang jelaskan kenapa hari H (tragedi Mina) pejabat kita (di Arab Saudi) tutup telepon, karena dia sendiri nggak ngerti di atas sana ngomong apa," kritiknya.

Menurut Fahri, Indonesia perlu lebih bersahabat dengan Arab Saudi, punya akses yang baik terutama dalam kepentingan ibadah haji karena Indonesia negara dengan jumlah jemaah terbanyak di dunia. Sehingga saat ada musibah seperti tragedi Mina, Indonesia cepat mengetahui data korban dan lainnya.

"Saya dapat konfirmasi dari petugas Daker (daerah kerja), 'kami nggak bisa tembus'. Jadi soal nggak bisa tembus soal apa? Kan kesulitan komunikasi, sampai kita minta keterangan aja nggak bisa. Tentu selebihnya kita dengar saja," ucap politisi PKS itu.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon menambahkan, soal komunikasi Indonesia itu terlihat saat penanganan tragedi Mina. Padahal jumlah petugas haji Indonesia ada sekitar 3.100 orang yang berada di sejumlah daerah kerja.

"Dari informasi korban yang mencari saudaranya pada hari H sudah tahu tidak hanya 1-2 korban meninggal, kemungkinan banyak. Karena dari cerita mereka ada puluhan dan ratusan di situ (jalur tragedi Mina)," ujar Fadli.

"Kita melihat ada keterlambatan penanganan termasuk pasca kejadian untuk identifkasi korban berlangsung lama," imbuh politisi Gerindra itu. (bal/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads