Dia menderita luka di dada dan punggung. Menurut Pembina Komnas Anak Seto Mulyadi, kejadian ini sangat memprihatinkan mengingat keduanya masih duduk di bangku sekolah dasar.
"Tentu ini sangat memprihatinkan dan menyedihkan ya. Apalagi keduanya masih di bangku SD kelas 2. Yang umurnya masih muda, paling sekitar 8 atau 9 tahun," ujar Seto Mulyadi atau Kak Seto saat dihubungi detikcom, Sabtu (19/9/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mungkinkan anak itu (R) punya tingkah laku agresif atau apa. Orang tua juga musti melihat kalau mempunyai anak yang agresif. Jadi agresifnya itu bisa disalurkan ke yang positif seperti misal seni, teater, bela diri," lanjutnya.
Selain itu, menurut Kak Seto, guru di sekolah juga harus bisa mengawasi anak-anak didiknya yang agresif. Guru harus waspada dan mengawasi anak-anak agresif yang sering membully temannya.
"Kalau melihat anak didiknya suka membully atau bertengkar atau agresif yang tidak positif, guru harus waspada dan mengawasi. Diawasi oleh sekolah, guru, juga teman-temannya," jelasnya.
Anggrah dianiaya R di sekolahnya, Jumat (18/9) sekitar pukul 09.00 WIB. Anggrah jatuh tersungkur tak sadarkan diri usai dianiaya. Kemudian dia dibawa ke Puskesmas Kebayoran Lama. Karena keadaan tidak membaik, Anggrah lalu dibawa ke RS Fatmawati. Namun nyawanya tidak tertolong sekitar pukul 18.00 WIB.
Sementara penyebab Anggrah dianiaya karena dia meledek R gendut. R yang bertubuh gemuk marah atas penghinaan itu. (yds/mpr)