Melihat hal itu, Musyawarah Nasional PKS ke-4 di Hotel Bumi Wiyata, Jl Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (15/9/2015) menghasilkan pandangan untuk menjadikan politik berbiaya lebih murah.
"Kita berusaha mendorong agar bagaimana sistem politik menjadi low cost. Sehingga dorongan memenuhi high cost dengan sesuatu yang menyimpang bisa kita kurangi," kata Presiden PKS Sohibul Iman kepada wartawan menyampaikan pandangan partainya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ke depan, PKS ingin pileg dilaksanakan secara proporsional tertutup. Sistem ini tak lagi menyediakan nama-nama wakil rakyat untuk dipilih, melainkan hanya nama partai saja. Siapa yang akan maju mewakili partai menjadi anggota dewan, itu terserah kepada keputusan partai. Yang jelas, pemilih hanya memilih partai, bukan lagi memilih orang.
"Kita ingi sistem proporsional terbuka menjadi proporsional tertutup," kata Sohibul.
Namun demikian, sistem pileg dengan cara proporsional tertutup masih menyimpang potensi penyimpangan, wujudnya adalah kedekatan seorang calon anggota legislatif dengan pimpinannya. Agar penentuan calon anggota legislatif tak hanya didasarkan pada unsur kedekatan di internal partai, maka sistem proporsional tertutup juga harus diimbangi dengan peningkatan kualitas kader yang menjadi calon anggota legislatif.
"Proporsional tertutup harus diikuti dengan sistem kekaderan yang baik. Kalau tidak, maka bisa terjadi penyalahgunaan, misalnya karena dekat dengan Ketua Umum terus menjadi nomor satu," ujar Sohibul.
(dnu/tor)











































