"Memang ada beberapa tuntutan. Mungkin salah satunya itu," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Teguh Puji Rahardjo kepada detikcom, Senin (14/9/2015).
Teguh pun memperkirakan, penyanderaan ini juga terjadi sebagai buntut dari permintaan kelompok OPM saat ada acara pacific interland forum (FIF) beberapa waktu lalu. OPM meminta agar isu-isu kemerdekaan Papua dibawa dalam forum tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini TNI sendiri melalui Konsulat RI dan atase pertahanan di Papua Nugini masih terus berkoordinasi dengan PNG Army dan pemerintah setempat. Menurut Teguh, negosiasi masih dilakukan oleh tentara Papua Nugini.
"Itu sudah masuk wilayah PNG jadi TNI tidak masuk. Tapi kami tetap standby di perbatasan. Kami terus berkoordinasi dengan pasukan angkatan bersenjata PNG melalui Konsulat dan athan (atase pertahanan). Athan juga terus mendesak PNG Army agar sandera bisa segera dibebaskan," Teguh menuturkan.
Peristiwa ini berawal dengan terjadinya penembakan terhadap 4 pekerja penebang kayu di kampung Skofro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom, Papua, Rabu (9/9). Satu orang tewas akibat kejadian ini, satu orang berhasil kabur dan 2 lainnya dibawa OPM hingga melewati perbatasan. Yakni tepatnya diΒ wilayah Skouwtiau, Papua Nugini. (elz/kha)