Β
Pemberian nama Mati bukan tanpa alasan. Disebut-sebut, pemberian nama Mati oleh kedua orang tuanya, yakni pasangan Marin - Ambasi, karena bayi Mati terlahir di era pembataian silam sehingga banyak warga yang mati akibat dibantai.
"Menurut cerita orangtua sih begitu. Saya tidak tahu pembantaian apa. Saya juga tidak pernah mempermasalahkan pemberian nama itu. Warga dan para tetangga sudah terbiasa dengan nama saya," kata Mati di rumahnya, Dusun Palangan Barat Desa Palangan Kecamatan Jangkar, Rabu (9/9/2015).
Dari cerita orang tuanya, Mati juga mengetahui, dirinya terlahir di sebuah jurang di sekitar rumahnya, tempat ayah dan ibunya dulu bersembunyi dari aksi pembantaian. Namun, Mati tidak bisa mengisahkan secara detail seperti apa proses persalinan ibundanya di jurang tempat persembunyiannya tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Kepala Urusan (Kaur) Umum Kantor Desa Palangan, Wawan memperkirakan, era pembantaian dimaksud adalah pada masa PKI silam. Sebab saat itu memang banyak warga desa setempat yang memilih bersembunyi, karena takut dibunuh. Wawan juga tidak menampik, pemberian nama anak oleh orang tua di desanya banyak yang dikait-kaitan dengan kejadian saat si bayi terlahir.
"Ada di sini namanya Kempar. Itu dulu karena waktu anaknya lahir, si bapak sedang menangkap ikan jenis Kempar. Ada juga di sini yang namanya Budung (bodong, red), malah nama Tembing juga ada. Semuanya tidak terlepas dari kejadian saat anaknya terlahir," tandas Wawan.
(bdh/try)