Pak Kapolsek di Riau ini Saban Hari Berjibaku Padamkan Kebakaran Lahan

Pak Kapolsek di Riau ini Saban Hari Berjibaku Padamkan Kebakaran Lahan

Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Senin, 07 Sep 2015 10:37 WIB
Foto: Kapolsek Tambang AKP Rusiandi Zuhri Siregar
Kampar - Tugas Kapolsek satu ini tambah banyak. Bukan menangani pelaku kriminal atau ketertiban, melainkan memadamkan kebakaran lahan. Pagi, siang sampai malam, dia dan anggota harus berjibaku melawan kobaran api di lahan gambut.

Saat ini, memang seluruh jajaran TNI/Polri dan Pemda ditambah kelompok masyarakat peduli api berjibaku memadamkan kebakaran hutan. Adalah Polsek Tambang, Kecamatan Tambang, di Kabupaten Kampar Riau salah satu yang tak terlepas perannya. Wilayah kecamatan ini saat musim kemarau paling rawan akan kebakaran lahan.

Ini karena kondisi lahannya mayoritas gambut. Hampir setiap musim kemarau, wilayah ini tak luput dari kebakaran. Sudah berjalan dua bulan ini, Polsek Tambang bersama masyarakat dan instansi lainnya, sama-sama membahu dalam memadamkan api.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketika detikcom mengunjungi lokasi kebakaran lahan, Minggu (6/9/2015), Kapolsek Tambang, AKP Rusiandi Zuhri Siregar (35) bersama timnya sibuk melakukan pemadaman api di lahan gambut. Luasan yang terbakar lebih dari 1.00 hektare.

Menurutnya, saban hari dalam dua bulan terakhir, pihaknya harus stand-by dalam memantau lahan yang terbakar. Bila terjadi kebakaran, Polsek Tambang segera menghubungi tim Damkar, Kabupaten Kampar. Jika masih jarak 300 meter dari tepi jalan, masih bisa menggunakan selang air dari mobil Damkar. Namun lebih dari situ, tim terpaksa buat sekat dengan cari menggali lahan gambut dengan cangkul.

"Tantangan kita adalah jika jarak yang terbakar jauh ke dalam dan mobil Damkar tak bisa masuk. Ini menyulitkan sekali," cerita RZ Siregar.

Kalau sudah begitu, maka di tengah kobaran api tim tetap menerobos. Asap pekat yang menyesakkan dada harus ditembus. Dengan alat cangkul, silih berganti tim membuat pembatas agar api tidak merembet ke lahan lainnya.

"Terutama kita beri pembatasan  dengan cari mencangkul. Terutama juga kita sekat di tepi badan jalan. Kalau tidak, jalan di atas gambut juga bisa habis terbakar," kata suami dari Ny Rohyani itu.

Ayah dua orang anak ini, tidak menampik bila melakukan pemadaman penuh risiko. Terutama pada kesehatan timnya. Itu sebabnya, dari 28 personel yang dia pimpin, pemadaman dilakukan secara bergilir.

Paling sedikit, saban hari ada 10 sampai  15 personel Polsek Tambang berjibaku memadamkan api. Untuk menambah stamina, memang tidak ada kiat khusus.

"Paling saya tekankan banyak-banyak minum air putih, dan makan buah. Hanya itu saja," kata RZ Siregar.

Batas waktu pemadaman, tidak bisa ditentukan. Sebab, bisa jadi siang atau sore hari bisa dipadamkan dipermukaan lahan gambut. Namun malam hari ada tiupan angin kecang, api di bawa gambut kembali membara.

"Kalau malam hari api kembali muncul, ya kita bergerak lagi. Kadang sampai pagi. Ya memang begitulah kondisinya kalau lahan gambut terbakar," kata RZ Siregar.

Timnya harus memantau 24 jam, karena memang di lokasi yang terbakar saat ini berada di permukiman warga. Jika tidak segera ditangani sekalipun malam hari, bisa jadi rumah warga turut terbakar.

"Karena lokasi yang terbakar di wilayah kita sangat berdekatan dengan rumah penduduk. Malah api kadang menyala tiba-tiba di pinggir rumah warga," kata RZ Siregar.

Selaku ayah dari dua orang anak, RZ Siregar tidak menampik jika istrinya pernah bertanya belakangan ini pulang larut malam.

"Ya pasti adalah pertanyaan istri seperti itu. Tapi alhamdulilah, mengerti kok, kita pulang  larut malam dengan kondisi badan belepotan, istri sudah paham," tutup RZ Siregar sembari tersenyum. (cha/try)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads