"Kalau aku sebelum Oso (Oesman Sapta -red) ngomong, saya yang pertama malu. Kenapa pimpinan DPR harus pakai karpet merah agar dihomati? Presiden saja tidak. Jangan biasakan jilat-jilat hormat," kata Ruhut di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (1/9/2015).
Dia pun mengkritisi bila ingin dihormati, seharusnya pimpinan DPR memperlihatkan kinerja yang mendukung. Bukan dengan membentangkan karpet merah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apakah Ruhut akan menyampaikan kritiknya langsung ke pimpinan DPR?
"Aku itu sudah ngomong, cuma nggak diberitakan. Tapi, terus terang malu loh ini diprotes Pak Oso. Wakil Ketua MPR lagi. Segera gulung itu karpet!" tuturnya.
Karpet merah yang dipermasalahkan adalah yang terbentang di Gedung Nusantara III. Karpet tersebut terpasang sejak pelaksanaan Konferensi Parlemen Asia-Afrika di Gedung DPR pada bulan April 2015 lalu. Ketika itu, DPR memang banyak kedatangan tamu mancanegara. Namun, setelah acara selesai hingga saat ini, karpet tidak pernah digulung lagi.
Karpet terbentang dari pintu masuk gedung hingga lift khusus untuk pimpinan dewan. Tiang queue pole terpasang di samping kanan dan kiri karpet sehingga tidak sembarang orang bisa melintas. Petugas pamdal juga berjaga di sekitar karpet. (hty/tor)