Sindikat Penipuan WN Taiwan dan China, Bisnis 'Kacangan' Yakuza

Sindikat Penipuan WN Taiwan dan China, Bisnis 'Kacangan' Yakuza

M. Rizal - detikNews
Kamis, 27 Agu 2015 07:46 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Polda Metro Jaya berhasil menangkap 92 WNA asal Taiwan dan China yang menjadi sindikat penipuan yang dikendalikan organisasi kejahatan Yakuza, Jepang. Namun, penipuan ini dibilang bisnis kecil atau kacangan Yakuza.

"Memang apa yang dikatakan Polda Metro Jaya itu nggak salah. Itu benar diotaki dan dilakukan Yakuza, ini take and give lah. Sebab di Jepang sendiri Yakuza sudah terdesak dan tak bisa lagi menghasilkan uang," kata Richard Susilo, penulis buku 'Yakuza Indonesia' dalam bincang-bincang bersama detikcom, Selasa (25/8/2015) lalu.

Richard yang 20 tahun konsern meneliti isu Yakuza itu sangat mengenai pola dan modus penipuan di Jepang. Tetapi, modus penipuan transfer uang ini bagi Yakuza adalah bisnis yang 'kecil' dan sudah lama sekali dilakukan di negeri Sakura itu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penipuan model begitu di Jepang sudah sangat lama sekali. Memang meningkat nilai kerugiannya, dan korbannya orang tua yang tinggal di wilayah pedesaan semua," terangnya.

Tak hanya orang pedesaan di Indonesia atau Cina, di Jepang sendiri orang pedesaannya dikenal sangat polos. Sehingga ketika menerima kabar melalui telepon bahwa anaknya atau keponakannya mendapatkan masalah keuangan akan langsung mentransfer uangnya.

Namun penipuan-penipuan ini kontrolnya berada di Cina melalui internet phone. Penggunaan teknologi internet phone yag murah, boardeness (tanpa batas negara), bisa menelpon dengan mengatur nomor sendiri. "Cina itu base-nya untuk beginian, karena megang juga teknologinya," tutur Richard yang juga tercatat sebagai wartawan senior di Tribunnews dan Kompas di Tokyo ini.

Penipuan melalui transfer dana (furikomi sagi) di Jepang nilai kerugiannya memang sangat besar sekali. Untuk tahun 2014 sendiri mencapai 500 juta Yen. "Kemungkinan tahun ini dua kali liatnya antara 1 miliar Yen atau lebih. Ini nilai kerugian para orang tua di pedesaan yang tertipu," jelasnya.

Keterlibatan Yakuza dalam sindikat penipuan transfer dana dan kejahatan cyber crime ini akibat posisi organisasi mafia ini sudah terpojok. Ruang gerak Yakuza di Jepang semakin sulit akibat diimplementasikannya UU Anti Yakuza pada tahun 2012t. Sehingga, kelompok mafia ini melebarkan sayapnya di luar negeri.

Ada empat klan atau kelompok Yakuza besar di Jepang, yaitu Yamaguchi Gumi, Sumiyoshi Kai, Iwanaga Kai dan Tosei Kai. Sementara klan kelas menengah-kecil ada 50-an, yang sekarang berafiliasi dengan keempat klan besar tersebut. Jumlahnya diklaim mencapai 150.000 anggota. Yamaguchi Gumi memang klan terbesar, sehingga Kodame (Godfather) berasal dari klan ini.

"Itu jumlah anggota sebelum pemberlakuan UU Anto Yakuza. Sekarang mungkin berkurang banyak," kata Richard lagi.

Kekayaan aset Yamaguchi Gumi mencapai US$ 80 Miliar. Jumlah aset kelompok yang dipimpin Keinichi Shinoda atau Sinobu Tsukasa (70). Para pimpinan kelompok Yakuza ini biasa mengendarai Lamborgini dan Lexus keluaran terbaru. Kekayaan Yamaguchi Gumi hampir setara dengan aset perusahaan otomotif di Jepang, Toyota.

"Uang-uang itu mereka dapat dari mana? Ya diperoleh dari KKN dengan partai politik. Kedua terbesar dari bisnis narkoba, jual beli senjata dan judi. Terbesar KKN dan Narkoba," pungkas Richard. (zal/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads