Hadapi El Nino, Ikatan Ahli Bencana Ajak Masyarakat Tampung Air Hujan

Hadapi El Nino, Ikatan Ahli Bencana Ajak Masyarakat Tampung Air Hujan

Septiana Ledysia - detikNews
Selasa, 18 Agu 2015 14:56 WIB
Foto: Septiana/detikcom
Jakarta - Ikatan Ahli Bencana Indonesia (IABI) mengatakan El Nino yang menyerang Indonesia akan sama dengan El Nino pada tahun 1997. Untuk mengatasi hal ini, mereka menyarankan agar masyarakat mulai menampung air hujan.

Menurut Sekjen IABI Lili Kurniawan, suhu muka laut di Indonesia saat ini lebih dari 1,9 derajat celcius, sama dengan El Nino 1997. Walaupun masih berpotensi hujan, penyelamatan hutan dan gas di Indonesia yang kurang baik dapat berdampak serius.

"Jadinya kondisi sungai kering dan danau surut," terang Lili sebelum membuka konferensi Pers di Hotel Le Meridien, Jakarta Pusat, Selasa (18/8/2015). Pada acara itu hadir pula Agus Maryono Ketua Kelompok Kerja Banjir dan Kekeringan IABI.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikarenakan hal tersebut, Agus Maryono sebagai Ketua Kelompok Kerja Banjir dan Kekeringan IABI mengajak masyarakat Indonesia untuk menampung air hujan. Di mana dengan menampung air hujan, bisa menanggulangi kekeringan panjang.

"Kita selama ini belum punya budaya memanen dan menampung air hujan. Kalau kita sudah mampu, pada Oktober nanti dengan menampung air hujan Insya Allah kekeringan bisa diatasi," ujar Agus secara terpisah.

Agus mengatakan, dirinya sudah melakukan penelitian terhadap air hujan. Dan terbukti jika air hujan dikelola dengan baik bisa digunaka untuk kebutuhan sehari-hari.

"Air hujan dapat ditampung di toren menggunakan alat rain filter dan bisa digunakan air sehari-hari. Jika ingin diminum disarankan diperiksakan ke Depkes dulu dengan cara dimasak," jelas Agus.

Selain dengan menampung air hujan, hal yang bisa dilakukan untuk menanggulangi kekeringan ialah dengan membuat sumur resapan. Di mana nantinya segala air yang jatuh ke tanah bisa diresap di dalam sumur tersebut.

"Langkah lain bisa dengan sumur resapan ditambah jumlahnya dan meresap ke dalam tanah untuk kebutuhan keluarga untuk menambah air tanah. Di samping itu mengaktifan kembali telaga atau danau di setiap desa itu juga bagus untuk memelihara lingkungan," tutup Agus.

Berikut beberapa upaya yang diusulkan IABI harus dilakukan dalam menghadapi situasi kekeringan:

1. Pemerintah pusat dan daerah dapat bekerjasama melakukan identifikasi kondisi saat ini, memprediksi ketersediaan air hingga bulan November, dan menginventarisasi kekuatan sumberdaya yang ada. Tekhnologi canggih yang tepat juga perlu diaplikasikan untuk mengatasi masalah kekeringan.

2. Pemerintah pusat dan daerah untuk bersama-sama memberikan informasi dan prediksi jauh-jauh sebelumnya terkait tingkat kekeringan yang akan terjadi, mensosialisasikan pola tanam yang berbasis pada tekhnologi keikliman dan menganggarkan penciptaan cadangan air baik melalui penyelamatan hutan dan DAS maupun upaya pemanenan air hujan.

3. Masyarakat bersama pemerintah dan kelompok-kelompok peduli perubahan iklim dan pengurangan risiko bencana melakukan kampanye pengelolaan air yang bijaksana dan berkeadilan. Dan melakukan pendampingan kepada masyarakat untuk mempraktekkan pertanian dengan pola tanam berbasis tekhnologi keikliman.

4. Analisis perkiraan El Nino tahun 20015 perlu ditindaklanjuti dengan melakukan monitoring dan evaluasi secara intensif agar keterandalannya dapat efektif di beberapa wilayah ZOM/ zone musim.

(spt/slh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads