"Pidatonya masih sebatas retorika. Misalnya dalam parpol, kalau mau persatuan, diselesaikan dong, jangan dipecah belah," kata Fadli usai sidang, di Gedung Parlemen Pusat, Senayan, Jakarta, Jumat (14/8/2015).
Fadli menilai masih ada kesenjangan antara kata-kata dan perbuatan. Persatuan dan kesatuan belum tercermin dalam kerja pemerintah, utamanya soal kinerja menyatukan parpol.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seperti diketahui, Partai Golkar dan PPP sedang berkonflik dan terbelah dua, dan keputusan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly menjadi poin kritik kubu yang bersengketa beserta koalisinya.
"Kata-kata yang baik dan manis harus diikuti dengan perbuatan nyata," desaknya.
Baca juga: Ini Pidato Kenegaraan Perdana Presiden Jokowi Selengkapnya
Terlepas dari kritikannya, Fadli menyambut baik pidato Jokowi. Tema persatuan dan kesatuan bisa menjadi dorongan semangat untuk Indonesia.
"Kita ingin membangun persatuan dalam menghadapi krisis," ujar Fadli yang juga politisi Partai Gerindra ini.Dalam hal tema ekonomi, Fadli melihat optimisme Jokowi yang termuat dalam pidato kenegaraan. Namun alangkah lebih baik bila negara bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.
Selama ini, menurutnya, pemerintah masih menganggap enteng persoalan ekonomi. Misalnya soal pertumbuhan ekonomi sebesar tujuh persen dan cara mencapainya.
"Lebih baik dengan kenyataan yang pahit, tapi kita hadapi bersama," tandas Fadli.
(dnu/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini