Delegasi Tiongkok dipimpin Menteri Komisi Pembangunan dan Reformasi Republik Rakyat Tiongkok (Minister of the National Development and Reform Commission) Xu Shaoshi. Mereka diterima oleh Jokowi dan Menko Perekonomian, Menhub, Menteri BUMN dan Kepala Bappenas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Saat jumpa pers dalam bahasa Tiongkok, Shaoshi mengaku pihaknya sangat serius untuk bisa membangun kereta yang kecepatannya menembus 350 km/jam ini. Pengalaman membangun kereta di berbagai negara menjadi salah satu yang dijual oleh Tiongkok.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka juga menjamin sudah teruji membangun di kawasan beriklim tropis. Salah satu contohnya ada pembangunan di Pulau Hainan yang sanggup melaju hingga 308 km/jam.
"Sudah beroperasi secara aman selama lima tahun," lanjutnya.
Dalam paparan studi kelayakan yang sudah diserahkan kepada Jokowi, kereta cepat Tiongkok diklaim punya sistem yang lengkap. Mulai dari rancangan hingga pengelolaan.
"Kami sudah bangun sistem yang lengkap khususnya peringatan gempa bumi," sambung mereka.
Tiongkok mengiming-iming proyek kereta cepat ini bisa untung dalam waktu lima tahun. Mereka juga menjamin akan menggunakan bahan baku dari Indonesia, termasuk para pekerjanya. Bahkan Tiongkok siap mentransfer teknologi pembuatan kereta peluru ini.
(mok/rvk)