Wakil Ketua DPr Fadli Zon mengaku belum mengetahui tentang pengajuan nama-nama calon duta besar oleh Presiden Jokowi. Berdasarkan informasi yang dihimpun detikcom, nama-nama calon dubes itu diajukan ke DPR pada 6 Agustus 2015 lalu.
"Belum dibahas di masa sidang kemarin, kemungkinan akan dibahas di sidang berikutnya tapi belum ditentukan," ungkap Fadli di Waroen,g Daun, Cikini, Jakpus, Sabtu (8/8/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Amelia, juga ada nama Ahmad Rusdi yang menjabat sebagai Dirjen Protokol dan Konsuler Kemenlu. Ia juga merupakan Kepala Protokol Negara yang pernah meraih penghargaan MURI karena telah melayani 6 Presiden RI selama 17 tahun pengabdiannya. Rusdi diusulkan untuk ditempatkan sebagai Dubes di Bangkok, Thailand.
Ada juga nama Rizal Sukma yang diusulkan untuk menjadi dubes di London, Inggris dan Irlandia. Ia merupakan Ketua Lembaga Hubungan Luar Neger PP Muhammadiyah sekaligus Direktur Eksekutif Center for Strategic and International Studies (CSIS). Namanya pernah masuk daftar 100 pemikir global versi majalah Foreign Policy, AS.
Jokowi juga mengajukan calon yang memiliki latar belakang unsur TNI. Seperti Mayjen TNI (Purn) Mochammad Lutfie Wittoeng untuk Dubes Caracas, Venezuela. Juga Marsekal Madya TNi (Purn) Muhammad Basri Sidehabi sebagai dubes Doha, Qatar.
Fadli mengaku belum mendengar soal nama-nama calon dubes itu. Namun ia menyerahkan sepenuhnya kepada presiden terkait hal tersebut.
"Saya belum tahu, kalau pun sudah benar itu tergantung pemerintah," kata Fadli.
Sama seperti dalam pemilihan Kepala BIN, DPR hanya sekedar memberikan rekomendasi untuk pemilihan dubes. Berbeda dengan Kapolri atau Panglima TNI, DPR memiliki kuasa untuk menolak ataupun menerimanya.
Berikut 33 nama calon dubes baru yang diusulkan Jokowi ke DPR:
1. Hasan Bagis, Abu Dhabi, Uni Emirat Arab
2. Safira Machrusah, Alffer, Aljazira
3. Bambang Antarikso, Baghdad, Irak
4. Husnan Bey Fananie, Baku, Azerbaijan
5. Ahmad Rusdi, Bangkok, Thailand
6. Yuri Octavian Thamrin, Brussel, Belgia dan merangkap Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa
7. Helmy Fauzi, Kairo, Mesir
8. Mayjen TNI (Purn) Mochammad Luthfie Wittoeng, Caracas, Venezuela
9. Mansyur Pangeran, Dakar, Senegal
10. I Gusti Agung Wesaka Puja, Den Haag, Belanda merangkap OPCW
11. Marsekal Madya TNI (Purn) Muhammad Basri Sidehabi, Doha, Qatar
12. Ibnu Hadi, Hanoi, Viietnam
13. Alfred Tanduk Palembangan, Havana, Kuba
14. Wiwiek Setyawati Firman, Helsinski, Finlandia
15. Iwan Suyudhie Amri, Islamabad, Pakistan
16. Muhammad Ibnu Said, Kopenhagen, Denmark
17. Rizal Sukma, London untuk Inggris dan Irlandia
18. Tito Dos Santos Baptista, Maputo, Mozambique
19. Mohammad Wahid Supriyadi, Moscow, Rusia
20. Musthofa Taufik Abdul Latif, Muscat, Oman
21. R Soehardjono Sastromihardjo, Nairobi, Kenya
22. Marsekal Madya TNI (Purn) Budhy Santoso, Panama City, Panama
23. Dian Triansyah Djani, New York untuk utusan tetap PBB
24. Diennaryati Tjokrisuprihatono, Quito, Ekuador
25. Agus Maftuh Abegebriel, Riyadh, Arab Saudi
26. Amelia Achmad Yani, Sarajevo, Bosnia-Herzegovina
27. I Gede Ngurah Swajaya, Singapura
28. Sri Astarai Rasjid, Sofia, Bulgaria
29. R Bagas Hapsoro, Stockholm, Swedia
30. Octaviano Alimudin, Tehran, Iran
31. Antonius Agus Sriyono, Vatican
32. Eddy Basuki, Windhoek, Namibia
33. Alexander Litaay, Zagreb, Kroasia (elz/gah)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini