"Kemarau tahun ini berbeda karena ada penyimpangan iklim akibat adanya gangguan El Nino. Sehingga sebagian besar wilayah mengalami kekeringan dari biasanya," kata Deputi Bidang Klimatologi BMKG Widodo Sulistyo saat dihubungi, Jumat (24/7/2015) malam.
Akibat penyimpangan ini, Indonesia dilanda kekeringan yang lebih dibandingkan beberapa tahun terakhir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia mengatakan kekeringan ini tak hanya dirasakan di Bogor dan pulau Jawa tapi hampir sebagian wilayah Indonesia terlebih bagian timur. Namun, Bogor menjadi sorotan karena sebagian wilayah yang kerap hujan di musim kemarau, di tahun ini curah hujannya sangat minim.
"Normalnya dalam sebulan masih ada 1 atau beberapa kali hujan, namun tahun ini berbeda. Meski sempat terjadi gerimis, tapi itu pengaruhnya tidak signifikan," sambungnya.
Menurutnya, kekeringan adalah kondisi yang paling kering seperti ini akan berlangsung sepanjang musim kemarau atau hingga September bahkan bisa berkepanjangan hingga Oktober.
Meski beberapa kali langit terlihat mendung, tetapi beberapa faktor penunjang terjadinya hujan tidak terpenuhi seperti kondisi iklim yang lembab dan angin yang bertiup tenang.
Sebenarnya, kondisi kering ini juga terjadi di Jakarta. Namun, karena pasokan air masih terpenuhi, maka masyarakat tak terlalu merasakan. Masyakarat diminta menggunakan air lebih bijak setidaknya hingga akhir September atau awal Oktober.
"Masyarakat harus lebih efisien menggunakan air," pungkasnya (mnb/jor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini