"Intelektual yang kritis tentu masih ada. Saya yakin mereka tetap berkontribusi bagi masyarakat dan negara melalui ilmu dan kebajikan yang dimiliki, meski tidak dekat dengan penguasa," kata Fadli kepada wartawan, Jumat (24/7/2015).
Fadli mengutip seorang pemikir Prancis Julien Benda dalam bukunya The Betrayal of the Intellectuals (Penghianatan Kaum Intelektual). Kaum intelektual selama ini dianggap memegang peranan penting dalam pembangunan politik bangsa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Alumnus UI ini menganggap ada kecenderungan kaum intelektual saat ini menjadi pengkritik dan penjaga moral. Dia mengingatkan bahwa harusnya mengabdikan diri ke negara lewat menyerukan kebenaran.
"Karena terlalu dekat dengan penguasa, yang awalnya kritis justru malah menjadi sekadar pemberi stempel. Jangan sampai intelektual melacurkan dirinya kepada kekuasaan. Atau hanya menjadi kelompok yang menyusun strategi demi langgengnya penguasa dan lupa tanggung jawabnya terhadap bangsa," tutup Fadli. (imk/jor)