Ini Aksi Pemerintah Jokowi Merajut Toleransi Beragama yang Terkoyak di Tolikara

Ini Aksi Pemerintah Jokowi Merajut Toleransi Beragama yang Terkoyak di Tolikara

Hestiana Dharmastuti - detikNews
Minggu, 19 Jul 2015 13:32 WIB
Ini Aksi Pemerintah Jokowi Merajut Toleransi Beragama yang Terkoyak di Tolikara
Foto: Setpres
Jakarta - Penyerangan terhadap umat muslim di Tolikara saat salat Idul Fitri memukul mundur toleransi beragama di Papua. Pemerintah sekuat tenaga merajut lagi
kerukunan antarumat di Papua.

Insiden di Tolikara membuat segenap kalangan prihatin. Pemerintah Joko Widodo (Jokowi) sigap mencari solusi penyelesaiannya. Wapres Jusuf Kalla meminta agar kepolisian dan pimpinan daerah setempat menangani kasus tersebut secepatnya. JK berharap komunikasi yang baik dijalin oleh masyarakat di Papua.

Menurut JK, pemerintah sudah bertindak tegas dalam kasus penyerangan terhadap warga yang menggelar Salat Id di Tolikara, Jumat 17 Juli 2015 lalu. Buktinya, aparat di lapangan menindak tegas pelaku penyerangan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menindaklanjuti perintah JK, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti meninjau lokasi penyerangan di Tolikara. Ia dan jajarannya siap mengusut tuntas kasus ini. Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin juga meminta Dirjen Bimas Kristen dan Kakanwil Kemenag Papua menindaklanjuti kasus penyerangan terhadap warga di Karubaga, Tolikara, Papua.

Tidak hanya itu, Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya memastikan pemerintah masih menyelidiki kebenaran surat edaran yang diduga dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) beredar di publik terkait penyerangan di Tolikara, Papua. Ia pun siap terbang ke Tolikara untuk mediasi pada 29 Juli mendatang.

Selain itu, kata Lenis, pemerintah akan merealisasikan pembangunan pasar sesuai rencana program Presiden Jokowi. 13 Kios yang dibakar itu pun lebih baik digabung jadi satu sehingga Kristen dan Islam sama. Dengan demikian, para pedagang pendatang dan asli diharapkan bisa saling belajar.

Berikut 4 aksi pemerintah Jokowi-JK:

JK: Pemerintah Sudah Sangat Tegas

Foto: Setpres
JK mengatakan bahwa pemerintah sudah bertindak tegas dalam kasus penyerangan terhadap warga yang menggelar Salat Id di Tolikara.

"Pemerintah sudah sangat tegas, akibatnya ada korban dari pihak penyerangan, mau apa lagi, sudah lebih dari tegas, ada yang kena peluru pula, pemerintah tidak main-main, ini risiko yang ditanggung pemerintah juga, jadi jangan dipikir pemerintah tidak berbuat apa-apa, yakinlah persoalan ini diselesaikan pemerintah," kata JK dalam acara open house di kediamannya di jalan Haji Bau, Makassar, Sabtu (19/7/2015).

JK menambahkan bahwa ia telah memerintahkan Kepala Kepolisian RI Jenderal Badrodin Haiti untuk berangkat ke Tolikara, Papua. Kepada Kapolri, JK memerintahkan untuk mengusut kasus penyerangan umat Islam yang akan melaksanakan salat Id tersebut.

"Keadaan di sana menurut laporan Kapolri sudah tenang, semua tindakan anarkis harus diselesaikan secara hukum, Pemda juga akan membantu pembangunan kios dan Musala," kata JK.

Kapolri Investigasi ke Papua

Foto: Ayunda Widyastuti Savitri
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti berkunjung ke Karubaga, Tolikara, Papua. Badrodin yang didampingi Kapolda Papua Irjen Yotje Mende, Bupati dan sejumlah pejabat Pemda Tolikara langsung melihat lokasi terjadinya insiden penyerangan terhadap warga yang menggelar salat Id pada Jumat (17/7/2015) lalu.

Saat ini Jenderal Badrodin bersama rombongan mengunjungi sejumlah rumah kios dan musala yang dibakar saat insiden penyerangan itu terjadi. Kapolri juga mengunjungi tempat relokasi warga yang rumah dan kiosnya terbakar.

Menag Rangkul Tokoh Agama

Foto: Rachman Haryanto
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin meminta Dirjen Bimas Kristen dan Kakanwil Kemenag Papua menindaklanjuti kasus penyerangan terhadap warga di Karubaga, Tolikara, Papua.

"Saya telah instruksikan Dirjen Bimas Kristen dan Kakanwil Kemenag Papua untuk mencari tahu duduk masalah dan menangani masalah tersebut," ujar Menag Lukman Hakim dalam keterangan pers tertulis, Jumat (17/7/2015).

Dari informasi yang dihimpun Kemenag, kericuhan pada salat Id di Karubaga berawal ketika imam salat Id mengumandangkan takbir pertama. Tiba-tiba sejumlah orang dari beberapa penjuru melempari jamaah yang sedang salat, sambil berteriak meminta warga yang salat bubar.

Aparat keamanan dari kesatuan Brimob dan Yonif 756 yang melakukan pengamanan saat Idul Fitri itu kemudian mengeluarkan tembakan peringatan guna membubarkan massa yang melakukan pelemparan. Warga muslim yang salat kemudian memutuskan membubarkan diri.

Kepada Dirjen Bimas Kristen dan Kakanwil Papua, Menag meminta agar segera melakukan pendekatan dengan tokoh-tokoh agama dan masyarakat di sana untuk mengurai masalah yang sebenarnya.

"Saya minta agar dilakukan pendekatan yang melibatkan tokoh-tokoh agama dan masyarakat di sana," jelasnya.

"Saya pun berharap pihak berwajib mampu membawa kasus tersebut ke proses hukum, agar kasus sengketa tersebut tak menjadi preseden di kemudian hari," imbuhnya.

4. Stafsus Siap Bangun Kios yang Terbakar

Foto: Grandyos Zafna
Staf Khusus Presiden Lenis Kogoya mengaku pihaknya masih menunggu hasil penyelidikan surat edaran yang diduga dari Gereja Injili di Indonesia (GIDI) beredar di publik terkait penyerangan di Tolikara, Papua.

"Belum ada info jelas ke saya. Jadi sekarang lagi proses penyelidikan aslinya. Biasanya pihak aparat pasti dapat, pihak muslim juga dan pemerintah dapat. Kita lagi ngecek ke situ," ujar Lenis di di Kantor Staf Khusus Presiden RI-Gedung Sekretariat Negara, Jl Veteran III No 9-10, Jakarta Pusat, Sabtu (18/7/2015). "Belum bisa saya pastikan surat itu benar atau tidak," imbuhnya.

Ia juga berencana terbang ke Bumi Cenderawasih untuk mengecek situasi terkini menyusul penyerangan di Tolikara. Pemerintah pusat pun akan membangun ulang kios pasar yang rusak.

"Rencana tanggal 29 Juli di Tolikara, saya akan selidiki semua kerugian seperti apa dan (kondisi) musala, kami siap membangunnya. Jadi masyarakat Tolikadra jangan khawatir. Tenang saja," kata Lenis di Kantor Staf Khusus Presiden RI-Gedung Sekretariat Negara, Jl Veteran III No 9-10, Jakarta Pusat, Sabtu (18/7/2015).

Dia beralasan tidak langsung terbang ke Papua saat ini karena menunggu situasi di sana kondusif terlebih dulu. Lenis juga akan merealisasikan pembangunan pasar sesuai rencana program Presiden. "Memang di Papua saat ini ada alokasi pembangunan pasar-pasar. 13 Kios yang dibakar itu pun lebih baik digabung jadi satu sehingga Kristen dan Islam sama. Para pedagang pendatang dan asli bisa saling belajar," sambungnya.

Halaman 3 dari 5
(aan/ndr)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads