Lewat sebuah ide yang tercetus untuk mengubah wajah Papua, Maximus menggerakkan Yayasan Somatua dan membuat program dokter terbang. Kali ini dia akan laksanakan lagi program itu untuk memberantas penyakit kurang gizi yang merebak sejak sekian lama.
"Program ini karena Papua nyaris tidak tersentuh rumah sakit pemerintah. Program ini baru tahun ini, tapi sudah dua kali selesaikan masalah gizi buruk di Papua. Selama ini Papua tak tersentuh rumah sakit," ujar Maximus saat berbagi kisah inspiratif dengan detikcom, Jumat (3/7/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Gizi buruk itu yang terparah karena setelah itu penyakit semua masuk dan tak terobati. Itu yang buat kami ingin ubah. Bertahun-tahun kami tak tersentuh rumah sakit sehingga kami alami gizi buruk," ungkap Maximus.
Memang medan yang ditempuh untuk ke Kabupaten Intan Jaya tak semudah memasuki penjuru nusantara yang lainnya. Belum banyak pesawat komersil yang berkenan sandar di wilayah tersebut.
Jangankan pesawat sandar, rumah sakit saja hampir dianggap mitos oleh masyarakat karena tak tampak berdiri di situ. Jika dikatakan kecewa, ya, Maximus kecewa dengan ketimpangan pembangunan yang dari dulu hingga sekarang masih ada.
"Lalu kami patungan saja untuk membuat program ini. Kalau andalkan anggota dewan saya tidak yakin bisa maksimal," kata dia.
Maximus saat ini bekerja pada sebuah perusahaan yang bergerak di bidang pariwisata. Pekerjaan itu dia lakoni karena wisata adalah salah satu potensi unggulan Papua yang seharusnya bisa dipasarkan maksimal oleh pemerintah.
"Saya bukan dokter, tapi saya ingin bantu ubah Papua dari gizi buruk," ucap dia.
(bpn/van)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini