Hussein melakukan perbuatan tercela itu pada 2 perempuan Indonesia. Namun waktunya tidak bersamaan.
Imigran dari UNHCR itu sempat tidak mengaku melakukan perbuatan tidak pantas itu. Meski demikian, setelah didesak korban, dia akhirnya mengaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
1. Peluk dan Cium Korban
|
Malam itu di dalam lift hanya mereka berdua. Mahasiswi berusia 19 tahun itu kemudian mendorong Hussein dan kabur keluar dari lift. Selanjutnya mahasiswi itu mengadu ke orangtuanya. Dan dilaporkan ke pihak keamanan setempat. Hussein saat itu sudah kabur.
2. Pegang Bokong
|
"Saya tanya ke dia, Anda ngapain colek pantat saya! Dia malah senyum-senyum menjijikkan. Makin marah saya. Saya tanya lagi, Anda ngapain colek-colek pantat saya! Dia masih ketawa-ketawa gitu," ucap E, Jumat (26/5/2015).
E kemudian melapor ke satpam dan Hussein diamankan.
3. Hussein Sempat Kabur
|
"Pelaku saya teriakin maling biar bikin heboh. Kita semua lari ngejar dia sambil teriak-teriak maling," ujar E.
Orang-orang dan petugas keamanan pun mengejar pelaku.
"Saya tadinya mikir, pelaku sudah lolos. Ehh tidak lama kemudian dari kejauhan, serombongan petugas keamanan berhasil menangkap pelaku dan digiring ke pos keamanan," kata E.
Pihak keamanan membawa pelaku ke Polda Metro Jaya malam itu juga.
4. Tidak Mengaku
|
E pun berlari menuju pihak keamanan gedung yang ada di lobi. Dia kemudian menceritakan bahwa Hussein telah melakukan pelecehan seksual terhadapnya. Keributan pun terjadi dan peristiwa itu menjadi tontonan orang-orang di lokasi. Hussein terus membantah dia melakukan pelecehan seksual.
Saat pelecehan pertama, Hussein memang tidak tertangkap karena sang korban ketakutan dan berusaha lari untuk melaporkan kepada orantuanya. Namun dari CCTV terlihat saat Hussein berusaha memeluk dan mencium korban.
5. Minta Maaf Sambil Nangis Guling-guling
|
"Waktu lagi diperiksa di Renata Polda Metro Jaya, dia buat ulah. Dia nangis-nangis, ndelosor guling-guling di bawah. Dia minta kesalahanannya diampuni," cerita E, Jumat (26/6/2015).
E menyatakan Hussein memarahinya karena dia mengambil gambar WN Irak berkali-kali.
"Dia marah karena saya foto-foto. Tapi pas rombongan korban pertama datang, dia mukanya jadi merah terus akhirnya nangis. Minta maaf. Dia terus bilang 'Masya Allah, madam, please forgive me, this is ramadan'. Saya tetep nggak terima dan perpanjang kasusnya," tukas E.
Usaha Hussein untuk keluar dari persoalan hukum tak hanya berhenti sampai di situ. Ia menulis kata-kata permintaan maafnya di tab atau smartphone miliknya. Hussein pun lalu berkali-kali mencari perhatian agar E melihat tulisan tersebut.
"Dia tulis di tab nya huruf besar-besar. Pakai Bahasa Indonesia, 'saya minta pengampunan, saya minta maaf'. Dia coba tunjuk-tunjukin ke saya. Saya diemin aja," ucap E yang merupakan aktivis perempuan itu.
Teman Hussein yang akhirnya datang mendampingi, Ira juga berusaha menjelaskan kepada E bahwa Hussein benar-benar menyesali perbuatannya. Namun tekad E sudah bulat agar membuat Hussein jera.
Setelah usahanya berkali-kali gagal, pada akhirnya Hussein hanya mampu bersimpuh di kaki E agar kesalahannya dimaafkan. E sendiri mengaku sudah memaafkan Hussein, namun keadilan harus tetap ditegakkan.
"Pas buka puasa, saya lagi duduk minum. Dia datang dan bersimpuh ke saya. Minta maaf, sambil bilang 'Madam, this is ramadan, Allah give you Rahmatan Lil Alamin. Please forgive me'. Saya cuma lihatin dia terus pergi. Saya memaafkan, tapi laporan terus jalan," tegasnya.
6. Dideportasi
imigrasi ilustrasi
|
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti yang dikonfirmasi Jumat (26/6/2015) menyatakan bila pihaknya yang meminta Hussein dideportasi.
βKami meminta deportasi tadi (Kamis 25/6/2015) malam, kami serahkan ke Imigrasiβ tegas Krishna.
Menurut Krishna deportasi adalah hukuman terberat bagi seseorang yang berstatus pengungsi seperti Hussain.
βPendeportasian lebih berat. Sementara kasus pelecehan memerlukan proses pemeriksaan agak panjang, kalau tidak cukup bukti tidak ditahan. Jadi kami kirim ke Imigrasi untuk dideportasi,β tambah dia.
Halaman 8 dari 7
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini