Menurut pihak security Kalibata City, jajarannya bekerja sama dengan imigrasi rutin melakukan operasi pemeriksaan kepada para imigran, termasuk warga negara asing lainnya. Jika ternyata imigran tidak memiliki dokumen yang sah, maka mereka akan diangkut oleh pihak imigrasi.
"Kami di sini mantau terus. Kita koordinasi dengan imigrasi. Kalau udah kelihatan mulai banyak, kami operasi, kami cek surat-suratnya," ucap salah seorang security, Sumanto saat ditemui di kantor pengamanan Apartemen Kalibata City, Jaksel, Jumat (26/6/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terakhir kemarin kita operasi akhir Mei. Ada yang kejaring 100 orang, terus dibawa ke imigrasi 19. Sekarang sebenarnya (imigran) sudah berkurang di sini," jelas Sumanto.
Entah alasan para imigran memilih Apartemen Kalibata City sebagai tempat tinggal. Namun pihak kepolisian menyebut ada orang-orang yang bermodus pengungsi agar dilindungi oleh UNHCR agar ketika masuk ke dalam suatu negara mereka mendapatkan privilage tanpa paspor. Namun sayangnya kadang mereka membuat ulah.
"Mereka yang dibawa (pihak) imigrasi karena ilegal. Tapi yang resmi banyak juga. Mereka ngantongi dokumen kayak dari UNHCR itu. Kita mau nindak juga nggak bisa kan karena ada surat-suratnya," ucap Sumanto.
Hussein yang kini dideportasi itu disebut Sumanto juga memiliki dokumen resmi. Ia termasuk baru tinggal di Kalibata City. "Baru sebulan 3 hari kemarin pas kita periksa," tukasnya.
Imigran-imigran dari Timur Tengah seperti diketahui banyak yang datang dengan kapal-kapal. Setelah meminta rekomendasi dari UNHCR, banyak yang datang ke Jakarta. Sebagian tampaknya memilih Kalibata City berdasarkan informasi dari pendahulu-pendahulu sebelumnya.
"Mereka datang ke sini disinyalir karena nyari tempat tinggal yang murah. Kalau di hotel kan mahal. Mereka nggak kerja di sini," tutur security lainnya, Parjiman di lokasi yang sama.
Pihak pengelola agak kesulitan melakukan pendataan sebab mayoritas menyewa unit di apartemen Kalibata City langsung kepada pemilik. Pemilik pun juga tidak lantas memberikan informasi kepada pengelola.
"Karena biasanya langsung sama pemiliknya. Tapi ada juga kok yang sesuai prosedur, mendaftar ke kita. Menetap di sini. Kan banyak juga warga-warga kayak dari Afghanistan, Pakistan, yang kerja di Jakarta," tutup Parjiman. (ear/mad)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini