Puasa 20 Jam di Eropa, Berat dan Penuh Tantangan

Ramadan 2015

Puasa 20 Jam di Eropa, Berat dan Penuh Tantangan

Fajar Pratama - detikNews
Selasa, 23 Jun 2015 09:30 WIB
Ade Yunita di Amsterdam, Belanda (Foto: Fajar Pratama)
Amsterdam - Bagi masyarakat Indonesia durasi puasa selama bulan Ramadan kurang lebih 12 jam. Durasi itu terbilang pendek jika dibandingkan puasa seorang muslim di Benua Eropa, terutama di musim panas.

Di Amsterdam, Belanda misalnya, waktu imsak di dua hari awal bulan Ramadan pukul 03.04. Sedangkan waktu buka pukul 22.05.

Salat Isya dan tarawih baru bisa dilakukan setelah pukul 00.06 tengah malam. Kemudian tiga jam berikutnya, sudah sahur lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dulu pertama kali puasa di sini terasa sangat berat sekali," kata Ade Yunita, seorang warga Indonesia yang sudah tinggal 26 tahun di Den Haag.

Lamanya waktu puasa jelas menjadi hambatan fisik tersendiri. Selain itu ada tantangan-tangan lain yang dihadapi muslim ketika berpuasa di Benua Biru.

"Di sini kan bukan negara muslim ya, jadi sering banyak yang menanyakan, mengapa harus puasa. Ya saya jelaskan pelan-pelan kepada mereka, bahwa ini merupakan kewajiban," ujar perempuan yang menikah dengan warga Belanda ini.

Tantangan lainnya, kata Ade, di Belanda dia menemui kendala besar untuk dapat melakukan buka bersama dan tarawih di masjid. Waktu buka dan tarawih yang larut malam membuat tidak memungkinkan bagi Ade untuk dapat keluar rumah.

"Buka saja jam sepuluh malam. Susah keluar rumah untuk buka bersama. Tapi saya masih bisa buka bersama, biasanya pada hari libur, Sabtu atau Minggu," kata Ade.

Ade tetap bisa mendapatkan suasana buka bersama seperti di Indonesia. Di akhir pekan itu, dia menyempatkan ke Amsterdam untuk bertemu dengan warga Indonesia lainnya yang ada di negara tersebut.

"Di Den Haag juga ada masjid. Tapi kebetulan saja saya sudah akrabnya dengan teman-teman yang di Amsterdam," kata Ade.

Itu puasa di Belanda. Puasa di negara Eropa lainnya juga kurang lebih sama. Margono, seorang karyawan di Agen Travel yang ada di Paris, Prancis mengatakan puasa di negerinya Napoleon Bonaparte itu cukup menantang.

"Kalau puasa di sini, benar-benar bisa bikin langsing," ujar pria asal Magelang Jawa Tengah ini.

Bagi Anda pembaca detikcom yang memiliki pengalaman berpuasa Ramadan di luar negeri seperti yang dituliskan di atas, bisa menuliskan dan mengirimkannya ke: redaksi@detik.com. Sertakan identitas lengkap, nomor kontak yang bisa dihubungi dan foto yang mendukung kisah Anda.


(faj/nwk)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads