Konflik Golkar, Trah Cendana dan Panggung Politik Tommy Soeharto

Babak Baru Kisruh Golkar

Konflik Golkar, Trah Cendana dan Panggung Politik Tommy Soeharto

- detikNews
Selasa, 21 Apr 2015 13:31 WIB
Tommy Soeharto (Foto: Salmah/detikcom)
Jakarta - Pasca berakhirnya Orde Baru pada 1998, panggung politik keluarga mendiang Presiden Soeharto nyaris tenggelam. Dua anak Soeharto yakni Siti Hardiyanti Rukmana (Mbak Tutut) dan Hutomo Mandala putra alias Tommy Soeharto pernah mencoba kembali berpolitik.

Namun saat itu Mbak Tutut yang mendirikan Partai Karya Peduli Bangsa gagal. Tommy juga gagal dalam perebutan kursi Ketua Umum Partai Golongan Karya di Riau 2009. Awal tahun 2012 Tommy mendirikan Partai Nasional Republik (Nasrep). Lagi-lagi langkah putra bungsu Soeharto itu gagal. Partai Nasrep tak lolos verifikasi Komisi Pemilihan Umum untuk menjadi peserta Pemilu 2014.

Siti Hediati Harijadi menjadi satu-satunya trah Cendana -- merujuk pada kediaman keluarga Soeharto di Jalan Cendana, Menteng -- yang sukses berpolitik. Perempuan yang biasa disapa Mbak Titiek itu terpilih menjadi anggota legislatif dari Partai Golongan Karya periode 2014-2019.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Arena panggung politik keluarga Cendana pun seolah kembali. Setelah Mbak Titiek, Tommy Soeharto kembali ke Golkar, partai yang pernah menjadi kendaraan politik sang ayah.

Kiprah Tommy di Golkar awalnya diam-diam. Namun begitu konflik dualisme kepengurusan Partai Golkar antara kubu Agung Laksono dan Aburizal Bakrie (Ical) kian meruncing, putra kinasih mendiang Presiden Soeharto itu muncul.

Pekan lalu Mbak Titiek dan Tommy mengundang elite Golkar hasil Munas Bali ke kantor mereka di gedung Granadi, Kuningan, Jakarta Selatan. Mereka yang hadir antara lain; Ketum Golkar hasil Munas Bali Aburizal Bakrie, Ketua FPG DPR Ade Komarudin, dan Fuad Hasan Mansyur.

Hadir juga mantan Ketua Umum Golkar yang kini menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Partai Akbar Tandjung. Menurut Akbar, dalam pertemuan yang digelar selepas salat Jumat pada 10 April 2015 itu Tommy menyampaikan keprihatinan atas konflik di tubuh Partai Golkar.

"Mas Tommy mengusulkan bagaimana supaya bisa dilakukan munas islah untuk mencari solusi masalah (Golkar) ini," kata Akbar saat berbincang dengan detikcom, Selasa (21/4/2015).

Dalam pertemuan itu, Ical belum secara terang menyetujui usulan Tommy. Alasannya dia dan pengurus hasil Munas Bali masih berupaya mengajukan gugatan hukum di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta.

Namun menurut Akbar satu hari kemudian, Ical memberikan isyarat menyetujui usulan Tommy. "Satu hari setelah pertemuan dengan Mas Tommy saya ketemu lagi dengan Ical. Ical tanya ke saya, kapan kita ketemu untuk membahas gagasan Mas Tommy," papar Akbar.

Usulan agar Golkar menggelar Munaslub seperti saran Tommy juga disetujui oleh Dewan Pertimbangan Partai hasil Munas Riau 2009 yang menggelar pertemuan di rumah Akbar Tandjung di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pekan lalu.

Sayang Tommy Soeharto yang ditemui di Taman Mini Indonesia Indah pekan lalu menolak berkomentar soal kiprahnya di Golkar.


(erd/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads