Selain keris Kiai Bondoyudo yang dikuburkan bersama jasad Pangeran Diponegoro, masih ada keris yang tercecer. Keris itu bernama Kiai Nogosiluman, yang mestinya dilacak pemerintah RI. (Baca juga: Keris Kiai Bondoyudo Dikubur Bersama Jasad Diponegoro di Makassar)
"Yang paling penting adalah keris Diponegoro, Nogosiluman, yang dikirim ke Belanda sebagai tanda penaklukan dari Diponegoro. Serta, keris dari Hamengkubuwono kedua," demikian kata sejarawan peneliti Diponegoro, Peter Brian Ramsey Carey menjawab pertanyaan tentang berapa banyak peninggalan Diponegoro yang masih terserak di luar negeri.
Hal itu dikatakan Peter usai Curator's Talk pameran 'Aku Diponegoro' di Galeri Nasional, Jalan Medan Merdeka Timur, Jakarta Pusat, Jumat (6/2/2015) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Raden Saleh, pelukis yang sedang magang di Belanda antara 1830-1839 dipanggil Istana di Den Haag untuk mendeskripsikan benda-benda pusaka, termasuk keris Kiai Nogosiluman.
Kemudian, pihak Kerajaan mengeluarkan beberapa benda pusaka, ada yang dikembalikan ke Indonesia, ada yang dihadiahkan kepada organisasi veteran perang. Yang sudah dikembalikan ke Indonesia adalah tombak dan pelana kuda, pada tahun 1978 oleh Ratu Juliana, di bawah ketentuan Kesepakatan Budaya Belanda-Indonesia tahun 1968. Yang dihadiahkan ke organisasi veteran perang adalah keris Kiai Nogosiluman.
Kini, keberadaan keris Kiai Nogosiluman itu simpang siur. Informasi terakhir yang diketahui Peter, keris itu berada di dalam museum etnografi di Leiden, Belanda.
"Keris Nogosiluman itu harus dilacak. Harus ada pengumuman, kalau bisa kirim pawang ke sana (Belanda), seorang dukun untuk lihat, bagaimana, di mana itu," kata Peter setengah bercanda.
(nwk/fjp)