Kasus Bom, Sejumlah Orang Ditangkap di Surakarta

Kasus Bom, Sejumlah Orang Ditangkap di Surakarta

- detikNews
Jumat, 17 Sep 2004 17:29 WIB
Solo - Kapolwil Surakarta mengakui Tim Anti-Teror dari Mabes Polri telah 'mengambil' sejumlah orang yang berada di wilayah hukumnya karena diduga terkait tindak terorisme. Sementara itu pengasuh Pesantren Darusy Syahadah, Boyolali, melakukan klarifikasi ke polisi mengenai informasi keterlibatan Jabir dalam bom Kuningan."Memang ada tim dari Mabes Polri sudah berada di Surakarta ini sejak ada peledakan bom (Kuningan) itu. Tapi kita tidak memberitahukan sebab bisa-bisa bocor dan lari semua itu orang yang sedang dicari," ujar Kapolwil Surakarta, Kombes (Pol) Abdul Madjid, kepada wartawan di Solo, Jumat (17/9/2004).Dijelaskan dia, bahwa keberadaan tim tersebut di wilayah hukumnya karena Solo dan sekitarnya dinilai perlu mendapatkan perhatian khusus. "Istilahnya, jaringan teroris itu dari ujung ke ujung mungkin di sini sumbernya. Jadi benar benar bahwa tim dari Mabes Polri itu telah ada di sini, buktinya beberapa orang telah diambil karena dicurigai keterlibatannya," lanjutnya.Madjid lebih lanjut enggan membeberkan siapa saja orang yang telah diambil tersebut dengan alasan bukan tugasnya untuk menyampaikan. Sejauh ini pihaknya hanya memberikan back up kerja tim dari Mabes Polri tersebut. Dia hanya mengatakan bahwa orang-orang yang diambil itu saat ini sedang diperiksa intensif dan yang menentukan status hukumnya nanti adalah Mabes Polri.Darusy Syahadah KlarifikasiSementara itu pimpinan Pesantren Darusy Syahadah Boyolali Mustaqiem, atas inisiatifnya sendiri hari ini menemui Kapolres Boyolali AKBP Oneng Subroto. Hal ini untuk mencari kepastian mengenai informasi tentang keterlibatan Jabir yang sejauh ini diberitakan sebagai salah satu tersangka pelaku bom Kuningan.Usai pertemuan di ruang Kapolres Boyolali, Mustaqiem kepada detikcom mengatakan bahwa dirinya perlu mendapatkan informasi yang lebih jelas apakah Jabir yang dimaksud polisi adalah Jabir alias Gempur Budi Angkoro yang menjadi salah satu pengajar di pesantrennya. Karena memang Jabir alias Gempur telah menghilang sejak Mei lalu dari pesantrennya."Tadi saya ditemui oleh Kapolres dan seorang yang mengaku intel dari Mabes Polri. Mereka mengaku hingga saat ini masih mendalami apakah Jabir itu pelaku peledakan atau hanya menjadi korban. Mereka juga belum bisa memberikan kepastian apakah Jabir yang dimaksud adalah Jabir alias Gempur yang pernah nyantri dan kemudian menjadi pengajar di ma'had kami," papar Mustaqiem."Saya perlu bertanya kepada pihak kepolisian karena pemberitaan yang berkembang seolah-olah sudah pasti Jabir yang dimaksud polisi adalah Jabir alias Gempur. Hingga saat ini pun saya tetap berkeyakinan kalau benar bahwa Jabir alias Gempur pelakunya, dia hanya diperalat oleh orang lain dan bukan atas inisiatifnya sendiri," papar ustadz muda lulusan Al-Mukmin, Ngruki, tersebut.Ditemui terpisah, Oneng Subroto membenarkan bahwa Mustaqiem datang atas inisiatifnya sendiri. Dia menyambut baik langkah yang diambil pimpinan Pesantren Darusy Syahadah yang berada di Gunungmadu, Simo, Boyolali, dalam mencari informasi. (asy/)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads