"Harta yang haram tidak menjadi halal dengan diberikan atau disedekahkan. Karena pada hakikatnya harta itu bukan miliknya," jelas sekretaris Komisi Fatwa MUI, Asrorun Ni'am, saat berbincang, Senin (2/7/2012).
Doktor ilmu hukum Islam dan pengajar IAIN Jakarta ini menilai perbuatan baik harus dilakukan dengan cara yang baik. Tentu uang sumbangan pun harus dari sumber yang halal.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ni'am menjelaskan harta hasil korupsi pada pada hakikatnya bukan miliknya. Harta hasil curian pada hakikatnya tetap milik pihak yang dicuri.
"Jika itu asalnya dari perusahaan, ya berarti milik perusahaan. Dan jika dari negara ya milik negara. Harta hasil curian harus dikembalikan ke pemiliknya, atau dirampas untuk dikembalikan. Jika sudah dipakai sendiri atau disumbangkan sekalipun, ia tetap wajib mengganti," jelasnya.
Beberapa waktu lalu terungkap di Pengadilan Tipikor, terdakwa korupsi menyumbangkan uang hasil korupsinya untuk pembangunan masjid. Hal tersebut disoroti MUI.
(ndr/vit)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini