Sebagai lembaga penyiaran publik tertua dan dibiayai negara, tentunya konsep TVRI berbeda dengan konsep lembaga penyiaran swasta yang saat ini hadir di tengah masyarakat.
Perbedaan paling mencolok adalah isi siaran yang lebih mementingkan kebutuhan publik ketimbang isi siaran yang berdasarkan keinginan publik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi, TVRI memang perlu yang jadul untuk dilestarikan. Berangkali kalau di TV swasta harus berpikir untuk melakukan hal seperti itu," imbuhnya.
Berbeda dengan Hendra Budi Rachman, Direktur Pengembangan Usaha LPP TVRI, ia membantah isi siaran yang ditampilkan lembaga siarannya disebut jadul.
"Tidak benar kalau TVRI dikatakan media orangtua, maka kita buktikan dan tidak hanya bicara," bantah Hendra.
Konsep yang dimaksudnya adalah dengan menyediakan slot siaran-siaran sesuai dengan segmentasi anak sampai dengan dewasa. Dari mulai siaran band remaja sampai dengan musik keroncong.
"Konsep inilah yang kita usung agar masyarakat peduli terhadap TVRI," ujarnya.
Selain itu, untuk mendekatkan dengan masyarakat, TVRI mengambil strategi untuk branding di media-media lain mengenai isi siaran yang akan disiarkannya.
"Ke depan kami placement ke media untuk branding program siaran, selain nanti juga siaran langsung mal ke mal," jelas Hendra.
(ahy/irw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini